Rabu, 11 Februari 2015

Untuk Asisten Dokter Gigi yang Patah Hati

Jakarta, 11 Februari 2015

Dear Kak Rhesa, 
Asisten dokter gigi yang baik hati, ramah, manis, jago bikin kue dan punya senyum menawan hahaha :)

How' s your heart today, Kak?
Masih sesakit kemarin? Masih sesakit beberapa bulan yang lalu? Masih sesakit perpisahan yang seharusnya terjadi dua tahun yang lalu? Kakak jangan sedih terus, donk. Kakak ingat nggak, pertama kali ketemu kakak itu bayangan yang ada di kepala adalah orang yang ramah dan iseng. Dan ternyata memang benar. Agak shock waktu itu tau kamu ada di sebuah klinik gigi tempat temanku bekerja, karena kata temanku di klinik gigi itu tidak ada dokter laki-laki. Tapi, kenapa ada kamu kak? Cukup membuat tegang sebetulnya karena aku cukup pemalu pada laki-laki.
Dua kali pertemuan sepertinya kamu terlihat luwes dalam menjalani peran sebagai asisten dokter gigi dan memang kamu pun mengakui aku adalah teman yang enak untuk diajak ngobrol. Selain suka iseng gangguin aku, kamu juga suka bikin ketawa pasien yang datang khususnya anak-anak kecil. Sebenarnya dari awal agak penasaran kalau kakak bukan dokter gigi, kenapa bisa bantu-bantu di klinik. Rasa penasaranku semakin besar. Tepatnya, makin besar karena aku agak malu-malu sama kamu. Aku suka laki-laki yang lucu, pintar dan humoris apalagi yang suka iseng kayak kamu. Tapi, aku tidak menaruh hati padmu sebesar itu, lho ya.

Beberapa hari ini kita bertukar pesan kamu kayaknya semakin lemah. Kamu yang tadinya punya image kuat dan periang di depanku ternyata adalah sosok yang penuh kegalauan dan bisa terlihat tak bersemangat sama sekali saat kau menceritakan hubunganmu yang kandas dengan salah satu dokter gigi yang ada di klinik tempat temanku bekerja. Sebenarnya aku sudah tahu, lho, kalau kakak itu adalah pacarmu. Hihihi. Sekarang, kamu mulai keliatan sedih dan nggak bersemangat saat berbicara sama aku. Padahal, awalnya seperti asik banget setiap bercerita.

Kakak bilang saat ini masih gagal move on, Haha. Nggak ada kata gagal, Kak. Kakak cuma belum sampai di garis finish aja dari perjuangan ini. Kak Rhesa, perkara berpindah hati memang tidak mudah, tapi tenang aja, aku bakalan bantuin kakak melewati ini. Kalau biasanya kamu menggila sama temanku itu, menggantikan temanku yang sudah pulang ke Kalimantan. Aku tau bagaimana perasaanmu saat ini karena aku pernah ada di posisimu sekarang. kita harus jadi ya menjalankan rencana kita buat nonton, makan sushi, jalan-jalan atau melakukan hal-hal bodoh seperti yang biasanya kamu lakukan sama temanku itu. Asal dijemput aja, Kak, ke Kuningan :)

Kak, life must go on
Kuncinya adalah memaafkan, semakin dekat dengan Tuhan dan jangan pernah sendirian. Hindari deh lagu-lagu galau. Itu hanya akan membuat kakak semakin lemah, letih, lesu dan jadi gampang sakit :)
Percaya sama aku, Kak. Suatu saat nanti kakak akan tersenyum melihat apa yang terjadi di masa ini. Semua terjadi tentu ada alasannya. Rasa cinta memang tak bisa dihindari kak, tapi restu orangtua lebih dari segalanya. Toh, kakak bukannya tidak berusaha, ya kan?

Setiap pertemuan pasti berujung perpisahan, entah cepat atau lambat. Yang penting adalah bagaimana kakak bisa mendewasakan diri dengan semua keadaan ini. Dia yang sudah pergi bukan untuk dilupakan, lho Kak. Someday, kakak ketemu sama yang memang lebih baik, kakak pasti akan berterima kasih pada pengalaman ini. 

Jangan pernah jatuh karena cinta, Kak, karena cinta ada untuk membangkitkan. Jadi, kapan kita sarapan pagi sama-sama? Pria sejati nggak boleh ingkar janji, ya! :)

Semangat!
Ninta.




Selasa, 03 Februari 2015

Track 11 - To Be With You

Jakarta, 04 Februari 2015

Dear Carlos Jonathan Pakpahan @carlosjo23,

How's your life? :)
I'm good in here. Doin' great job even my hobby. 
Hari ini keinget sama pertemuan pertama kita di gereja mu, di kota kita. Kamu, sosok pemain gitar pakai baju hitam dengan permainan gitar yang luar biasa. Hahaha. Lebay!
Then, aku tanya sama temanku itu siapa yang waktu itu main gitar kemudian dengan lantang menyebutkan namamu. Carlos.Dan aku mulai membayangkan kamu setiap malam.

Setelah kita jadian (it was), konfirmasi demi konfirmasi ternyata saat itu kamu justru nggak datang ke gereja itu, ternyata salah orang... Lalu itu siapa yang aku liat, Los? Hahaha. Ini yang aku sebut jodoh. Jika Tuhan yang mempertemukan maka tidak akan ada yang bisa menghalangi, benar kan?:)

Pertama kali menghubungi kamu siang itu, thanks to Track 11 - To Be With You by Mr.BIG yang jadi nada sambung di hpmu. Lagu ini yang mempertemukan kita dan juga setiap obrolan kita. Lagu-lagu kesukaan papaku dan juga masih menjadi kiblatmu dalam bermusik. Setelah lama bertukar pesan akhirnya kita memutuskan untuk ketemu di depan rumahku. Setelah itu, kita sering bertemu di sekolahmu atau gerejaku saat mempersiapkan natal dan paskah. Hihihi dan yang paling menyenangkan adalah musik menyatukan kita dan kita pun memutuskan untuk saling berkomitmen dan berbagi semua hal tanpa terkecuali di tanggal 30 Juni 2006. Kalau diingat-ingat kita norak banget waktu itu ya, pake udah mengkhayal punya anak, kalau kita kuliah terpisah gimana, kalau kita kerja bagaimana, kalau kamu akan diutus ke luar negeri kamu harus nikahin aku dulu. So, silly! Tapi itu mimpi-mimpi kita dulu yang menjadi tanda keseriusan hubungan anak SMA saat itu.

Tahun demi tahun luar biasa sama kamu. Punya kamu itu seperti perpanjangan tangan dari Tuhan. Karena kondisi keluarga dan perkuliahan yang sangat tidak mendukung saat itu kamu benar-benar seperti malaikat. Anyway, Thanks for all. Maaf kalau sampai sekarang bahkan sampai kapan pun aku nggak akan bisa mengganti semua yang pernah kamu berikan. God know you're good. Aku percaya kamu akan baik saja dengan penyertaanNya. Hal ini sejujur-jujurnya sudah pernah aku ceritakan ke adikmu. Too coward to say thank you, you. But, if you know semua kebaikanmu pun sudah pernah ada di majalah lho. hahaha. Aku bantuin Ribka untuk rubrik majalahnya

Setelah kita berpisah pun aku masih terus merasakan cintamu. Thanks for the song you wrote for me. Walaupun aku baru dengar lagu itu setelah kamu bersama yang lain, tapi aku bersyukur untuk setiap kalimat yang ada di lagu itu dan maaf untuk semua yang tidak bisa kamu terima selama bareng aku. Aku tau, banyak hal yang kamu nggak terima dan banyak hal yang ketika aku sama kamu ternyata aku pun nggak bisa total jadi diriku sendiri. Cinta menutup segalanya. Eh, bukan karena kita saat itu saling sayang makanya kita berusaha menutupi semua kekurangan, sayangnya orangtua berkata lain, ya. Hahaha.

Ngomong-ngomong, sudah cukup lama juga ya sejak kamu tanya bagaimana cara menyatakan cinta sama dia sampai saat ini. Kalau kamu tau, sebenarnya sejak dulu aku sudah punya feeling tentang kalian berdua. Entah kenapa aku selalu ngeliatin kamu sama dia seperti cocok aja gitu. Eh, kejadian sekarang, kalian jadian :) I'm happy for you, both. Tapi, andai saja sampai sekarang kita bisa bertemu dengan keadaan seperti dulu akan lebih baik aku rasa. Kita berteman tapi entah kenapa terlalu aneh untuk mu ketemu lagi sama aku. Tapi, aku mencoba mengerti posisimu sekarang :). 
Los, perjalanan panjang ke depan semoga tetap kuat sama dia, ya.

I wish we cud happy for each other, we still family.

Gin.

Senin, 02 Februari 2015

Kenapa Kamu Diam Saja?

Jakarta, 03 Februari 2015

Kepada kamu yang selalu diam saat berada di dekatku.
Hai, terlalu basa-basi jika kutanya kabarmu karena baru beberapa hari lalu kita bertemu. Ketika aku menuliskan surat ini, di luar sedang hujan. Cukup deras hingga bisa membawa lamunanku mengingat hari kemarin. Hari kemarin saat dalam diam aku merasakan kenyamanan luar biasa ketika aku berdiri di sampingmu. 

Sebenar-benarnya, aku sedikit kesal saat itu karena aku berdiri dan terpapar gerimis, sedangkan kamu menggunakan penutup kepala. Tahukah kamu saat itu kepalaku mulai merasa sakit? Tapi, karena kamu di sana, aku pikir aku harus menemanimu. Aku senang menemanimu :)

Bolehkan aku bertanya sesuatu? Aku lihat semakin kesini kamu semakin berbeda. Semakin diam dan tak pernah berani menatap mataku. Kata orang, ini adalah tanda bahwa seseorang memiliki sesuatu di dalam hatinya yang membuatnya jadi serba salah. Benarkah? Dulu, waktu kamu masih berdua, kamu riang dan terlihat biasa bersamaku. Sekarang? Kenapa kamu diam saja? Jangankan menatap, tersenyum pun jarang kau lakukan untukku. Tapi, kenapa kau bisa melakukannya untuk yang lain? 

Jujur aku cemburu. Bukan cemburu karena entah mungkin kau punya perasaan pada yang lain tapi aku cemburu karena ketika banyak orang di sana namun cuma aku yang (sepertinya) kau abaikan. Kenapa? Aku, orang yang sensitif, aku akan merasa aku punya salah atau mungkin kamu tak nyaman denganku sehingga kau bersikap demikian. Aku selalu berusaha mengajakmu bicara seperti yang lainnya, tapi untuk melakukannya aku seperti sudah tahu bagaimana matamu menjawab, bibirmu, senyummu, bahkan ketus kata-katamu. Aku jadi takut melihatnya, walau berbeda keadaannya jika kita bertukar pesan yang hanya dua minggu sekali atau bahkan sebulan dua kali.

Aku terlalu banyak berpikir, maaf. Tapi, bolehkan kau jawab kenapa kamu diam saja?

Ninta.

Selasa, 13 Januari 2015

Lelaki dan Harapan

Seorang lelaki berdiri kaku menundukkan kepala, ragu untuk melangkah. Ia berpakaian rapi untuk menunjukkan bahwa ia baik-baik saja, nyatanya, ia cuma menutupi sebuah luka. Ia memutuskan untuk duduk di taman yang sepi dan berusaha menahan semua beban yang sedang menjajah pikirannya. Ia berkata-kata pada dirinya sendiri. Lalu, ada suara yang melingkupi tangisnya. Kedua suara itu berulang-ulang membicarakan lukanya, bersahutan.
image
“Mungkin, dia terlalu terluka untuk berdiri lagi.”

“Atau dia masih begitu ingat perih yang dirasakannya setiap malam kala menjaga cinta.”

“Atau ia masih sangat lelah untuk membenahi ruang hatinya yang kacau berantakan.”

“Walau nampak raganya, sebenarnya ia masih bersembunyi di dalam kelam. Gua yang hitam tanpa sedikit pun sinar cahaya.”

“Kau lihat? Ada harapan. Harapan itu menemani dirinya.”

“Padahal harapan itu mencintai dirinya.”

“Harapan itu berkata bahwa ia akan selalu bersamanya.”

“Harapan itu terus berharap. Lihat, diam-diam ia mendatangkan cinta.”

“Melalui celah kecil yang perlahan meluluhkan pekatnya darah akibat luka yang menutupi kepekaannya akan rasa. Pelan-pelan harapan berkata padanya untuk bangkit dan berlari.”

“Perlahan-lahan harapan membuatnya kembali tersenyum dan membuka diri.”

“Harapan itu berkata, tersenyumlah dan kau akan melalui hari. “

“Maafkanlah, agar kau bangkit lagi.”

“Jangan kau lupakan sakitnya, agar tak terulang lagi.”

“Berani lah untuk menebar lagi, maka bunga di musim semi akan menutupi retaknya hati.”

Dan lelaki itu masih berdiam diri.

I’ll Find Love Again

“My heart might be bruised, but it will recover and become capable of seeing beauty of life once more. It’s happened before, it will happen again, I’m sure. When someone leaves, it’s because someone else is about to arrive — I’ll find love again.” —      Paulo Coelho

Cukup

“Pada akhirnya, kini aku harus berkata ‘cukup’. Dan benar-benar berhenti. Tak ada demi siapa-siapa lagi, selain diri sendiri.”—   elsasyefira

Minggu, 21 Desember 2014

Happy Mother's Day Mom



My first broken heart is with my daddy. Then, my mom still told me i must love him because he’s my daddy. No matter what he did, she love him and she told me that she know I love him. That’s why i’m broken.

Sometimes she cried alone, sometimes she hate dad, sometimes I know my mom need shoulder that I can’t give. But, she never show it in front of us.

One thing I remember from her is how she awake every morning, reading bible and pray for her child one by one. She’s bringing bless and favor for us.

She taught me “You must serve your man, someday. Because love is to serve one another.” For everything i’ve passed in my life, I thank God for my mother. Sometimes I hate her, but all the time I really love her. Happy mother’s day Mom. My white roses.

Xox
Your daughter, GIN.