Dear Angin, begitu biasanya aku memanggil namamu..
Kemarin, di tengah keriuhan sebuah restoran dan segudang tawa yang menjadi cemilan sore yang cerah itu tiba-tiba kau datang.
Perlahan tapi pasti ku pandangi kamu, sosok yang dulu (entah masih) ku idamkan.
Dalam canda tawa yang tiba-tiba tak tau arahnya aku melihat dan tak percaya itu kamu. Kacau
kalimatku ketika melihat bayangmu yang
sampai detilnya pun aku tau dan kembali meyakinkan itu pasti kamu.
Lama tak bertemu, apa kabar?
Tak berkurang sedikitpun perasaanku padamu. Rambutmu dipotong? Tidak
gondrong lagi menutupi wajah mungil yang garang itu.
Lurus terus melewatiku saat
kau berjalan. Tak kau lihatkah sepasang bola mata ini mengikuti jalanmu?
Baju hitam dan celana jeans, hmmm tampak lebih rapi dari yang dulu aku
kenal. Jelas saja, saat sendiri dan memiliki pasangan tentu ada perbedaan.
Bagaimana dengan perasaanmu padaku?
Bukan. Bukan perasaan lebih
dari teman yang aku harapkan. Aku ingin tau apa kau masih ingin
membenciku? Mungkin bukan benci, entah kata apa yang tepat
menggambarkannya. Tapi yasudahlah, apa alasannya aku pun sudah tak
perduli. Aku sudah tidak memimpikanmu setiap bulan, saat memimpikanmu adalah saat-saat di mana aku tersiksa karena kenyataannya bahkan mungkin kamu sudah lupa ada aku di sana. Tapi, ada yang perlu kau tau.. hatiku masih berdetak kencang
saat melihat kamu. Mataku masih tak berkedip saat memandangmu. Dan
pikiranku terus melayang ke masa dulu saat kita masih sering berdua.
Masih
tak bernafas dengan teratur, otakku berfikir “menyapamu atau tidak?”.
Aku takut. Sangat takut jika kau tak acuh padaku. Aku putuskan untuk
diam, memandang dan menikmatimu. Bahkan menikmati cara berjalan dan rambutmu yang basah di
bagian depannya saat kau melangkah keluar dari restoran itu.
Sore itu adalah soreku. Mungkin juga soremu. Jodohkah kita?
Aku akan terus menunggu saat Tuhan mempertemukan kita lagi.
Aku akan terus menunggu saat Tuhan mempertemukan kita lagi.
Sampai bertemu lagi, semoga keberanianku ada saat itu untuk kembali menyapamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar