Senin, 19 Mei 2014

When You Fall In Love (Again)

Saat ini bisa ku katakan kalau aku sedang jatuh cinta. Ya, aku jatuh cinta lagi. Jujur sambil menulis ini aku berkali-kali menyunggingkan senyum. Layaknya seseorang yang jatuh cinta, bagaimana sih? Bisa dibayangkan bukan?

Senyum-senyum, bahagia, sukacita, selalu mengingat hal-hal yang terjadi saat intim berdua. Semua hal yang berkaitan dengannya selalu membuat kita bahagia, lagu-lagu yang mengingatkan tentang kehadirannya selalu membuat kita nyaman dan ingin menyanyikannya di mana saja.

Rasanya penuh bunga-bunga di atas kepala, geli di perut dan juga penuh tenaga. Rasanya terus dan terus ingin bertemu dengannya. Pujian? Jangan ditanya, bisa setiap saat terlontar dari hati dan mulut kita. Bila saatnya tiba untuk kencan, rasanya tak ingin terlambat apalagi tidak datang. Ingin sekali menceritakan semua hal yang kita alami bahkan kalau belum cerita bisa-bisa tidur nggak tenang dan inginnya cerita dulu sampai puas, dapat kecupan  lalu tidur.

Pernah dong mengalami hal itu? Ya, aku sekarang benar-benar lagi menikmati masa-masa jatuh cinta, lagi. Kenapa lagi? Karena aku pernah meninggalkannya dan aku pernah jatuh cinta dengan yang lain. Aku benar-benar jatuh cinta, namun dengan cara yang salah. Dan aku benar menyesali keburukan yang terjadi saat itu, walau cintaku tak salah padanya. Aku tau itu, toh kita tidak tahu kapan cinta datang dan harus pergi dan pada hati siapa dia akan jatuh. Dan semua itu, pengorbanan atau dikorbankan yang terjadi dalam hubungan sebelumnya adalah hal yang harus dilakukan untuk kebaikan keduanya. Lagipula, caraku mencintainya melebihi rasa cintaku pada dia, yang selalu ada di sampingku, jelas kalau begitu aku tak pantas mendapatkannya. Karena terang dan gelap adalah dua sisi yang berbeda.

Bukan sebuah kebetulan aku jatuh cinta lagi dan lagi pada dia yang selalu menemaniku. Aku memutuskan untuk kuat dan kembali padanya. Dengan penuh luka aku menyadari kesalahanku, aku pun kembali ingin melihat dia bahagia, aku ingin menjadi lebih baik dan mendapatkan yang lebih baik lagi tanpa harus menjadi pribadi yang berbeda tanpa harus menggandeng tangan orang lain selain dia.

Di suatu hari, setelah aku melewati berbagai proses untuk mencintainya kembali, aku benar-benar bersyukur ia tak meninggalkanku dan kembali menyadarkan bahwa aku berharga baginya.

Dia bilang, "Ninta, aku menyayangimu. Tak peduli seburuk apa masa lalumu. Tak peduli bagaimana kacaunya hidupmu. Jangan tinggalkan aku karena aku tak ingin melihatmu bersedih lagi. Aku akan membawamu pada hari-hari yang penuh dengan sukacita, membawamu pada impian serta kerinduan mu selama ini. Bahkan kerinduan yang kau simpan dalam-dalam karena kau rasa itu hanyalah kekonyolan semata, ya, kerinduanmu untuk memiliki teman yang selalu bisa kau dukung pelayanannya dalam doa, yang bisa kau temani kemanapun ia membawa pesanku melalui musiknya, yang kau siapkan hati dan tubuhnya sebelum ia pergi berperang. Juga kerinduanmu menjadi salah satu orang yang berhasil dengan caramu menulis. Kerinduanmu untuk berdoa bagi mereka yang membutuhkan. Aku tau kurang dan lebihmu, aku mencintaimu apa adanya."

Aku sempat bias dengan semuanya itu karena sebuah kekecewaan yang akhirnya dimanfaatkan oleh pihak lain untuk menjauhkanku dari kasih dan cintanya.Akhirnya, kekecewaan itu membawaku jauh darinya. Padahal, tak seharusnya itu terjadi. Tetapi, aku tau aku harus melewatinya agar aku menyadari bahwa dia tak pernah salah. Dia tak pernah meninggalkanku dan seharusnya aku percaya saja. Aku jatuh, aku hancur, aku mencintai dia dengan setengah hatiku. Entahlah. Namun demikian, aku bersyukur bahwa aku tak pernah absen untuk menceritakan hari-hariku padanya. Aku tetap mengandalkannya di saat apapun. Aku menulis semua dan mencatat setiap momen pentingku bersamanya.

Sebut saja aku kuno, tetapi inilah caraku berkomunikasi dengannya. Rasanya aku ingin merekam semua pembicaraanku dengannya. Supaya suatu saat ketika aku lupa, ketika aku kembali hilang, aku kembali bisa melihat cintanya.

Sekarang, banyak yang bertanya kenapa aku sendiri. Ya, mereka tidak tahu bahwa sebenarnya aku tidak sendiri. Aku jawab dalam hati, "Tuhan sedang ingin aku jatuh cinta lagi padanya. Tidak terbagi dengan orang lain. Toh, pada waktunya dia akan membawa seseorang yang ku minta. Ia, dia bilang berikan boneka lamaku padanya, sebab dia sudah menyiapkan yang lebih baik lagi untukku.". Jadi, aku tenang saja walau sebenarnya banyak nama yang ku sodorkan padanya. Dia tersenyum saja melihat tingkahku. Ahhh..Aku, benar-benar sedang menikmati jatuh cinta lagi, lagi dan lagi padanya.

Saat ini, aku hanya ingin menikmatinya. Menikmati setiap waktu memuji dan menceritakan isi hatiku padanya. Menikmati semua pemberiannya. Menikmati cinta yang tiada duanya, untukku.

Aku mencintaimu,

Ninta.