Minggu, 21 Desember 2014

Happy Mother's Day Mom



My first broken heart is with my daddy. Then, my mom still told me i must love him because he’s my daddy. No matter what he did, she love him and she told me that she know I love him. That’s why i’m broken.

Sometimes she cried alone, sometimes she hate dad, sometimes I know my mom need shoulder that I can’t give. But, she never show it in front of us.

One thing I remember from her is how she awake every morning, reading bible and pray for her child one by one. She’s bringing bless and favor for us.

She taught me “You must serve your man, someday. Because love is to serve one another.” For everything i’ve passed in my life, I thank God for my mother. Sometimes I hate her, but all the time I really love her. Happy mother’s day Mom. My white roses.

Xox
Your daughter, GIN.

Minggu, 29 Juni 2014

Duduk Berdua Denganmu

Duduk aku memandang batas laut biru. Ku ikat rambutku yang sudah menyentuh bahu.
Diam-diam dari ujung mataku, ku lihat senyummu.
Kemudian matahari menjilati sendu wajahmu, manis memang.
Melirik sejenak.
Aku berusaha menatap lurus ke depan tak mengacuhkan tatapanmu.
Kuat dan tegas, aku tak mau menoleh.
Tak kuat aku, ku pilih menunduk sebagai jalan keluar.
Kau kembali memandang lingkar samudra. Berbataskah ia? Apa yang kau lihat?
Ku lihat sebuah gereja tua tak jauh dari tempat kita terpaku. Memaku. Tanpa memadu.
Kasih, dengar kah?
Sekeras suara lonceng gereja berdentang aku menyuarakan kasihku. Setenang samudra aku menikmati tiada balasmu.
Kamu tahu?
Namun, jika menikmatinya menyejukkan jiwa, apalah arti balas yang berujung duka.

You Are My Hero

Terdiam aku melihat dia yang cantik, berambut hitam tipis yang panjangnya hanya sebahu, di depanku. Bergaya bak putri raja dengan gaun merah muda selutut dan juga riasan sederhana yang membuat wajahnya semakin menggemaskan.

Setiap hari ia menyambut kedatanganku dengan pelukan. Kalau aku belum pulang terkadang ia menangis sampai tertidur menungguku atau bahkan menelponku setiap sepuluh menit. Hari ini adalah hari istimewa karena aku akan berkencan dengannya. Dia, sangat menyukai kencan denganku karena aku selalu membuatnya tertawa hingga terkekeh.

Aku ingat beberapa tahun lalu, kami mulai saling mengerti.
Di suatu pagi, aku meminta bantuannya mengambilkan dasi favoritku. "Tolong ambilkan dasi ku yang berwarna biru," padanya. Lalu dia berkata bahwa warnanya tidak cocok sehingga ia mengganti dasi pilihanku dengan dasi berkarakter mickey mouse kesukaannya. Sedikit malu memang saat mengenakannya ke kantor, tetapi aku ingin membuatnya bahagia. Sesekali tak apa, pikirku. Dulu, aku adalah seorang laki-laki yang menjunjung tinggi martabatku, pantang menyebut kata tolong kecuali memang aku benar-benar tak bisa melakukannya. Siapa sangka sejak kehadirannya, aku mampu melakukannya. Sebab, jika aku tidak meminta bantuannya mungkin sampai kapan pun aku tak mampu mengerti jalan pikirannya. Mulai dari meminta tolong memilihkan baju hingga meminta tolong padanya agar ia menjadi satu tim denganku, tim kuat dalam keluargaku.

Pernah sekali aku melukai hatinya. Aku membatalkan janji kencan pertama kami. Aku tau itu sangat melukai hatinya. Ia hanya diam dan memelukku erat tanpa bicara tanpa tawa. Ia terluka, aku memeluknya hingga ia tertidur dalam pelukanku. "Maafkan aku." kataku padanya. Dia, tersenyum simpul mendengarnya. Ku kira ia akan mengambil waktu yang lama untuk memaafkanku, nyatanya saat pagi aku membuka mata ia sudah berjalan dari dapur membawakan sekotak susu untukku. Ya, minuman favorit kami. Ia ingin kami berdua sarapan di tempat tidur. Sambil meneguk susu dalam gelas besar, ia tersenyum. Pandangannya tak lepas dari mataku. Saat mulutnya masih belepotan ia mengecup pipiku, "i love you," katanya kemudian ia mengeluarkan suara besar yang berasal dari mulutnya dan berbau masam, ia bersendawa. Aku terpingkal-pingkal karenanya. Aku sadar bahwa kini aku bertanggung jawab atas setiap tangis, tawa dan cintanya.

Sambil berjalan mengitari taman bermain sore ini, aku mengikuti langkahnya dari belakang. Sebentar lagi, sebentar lagi sepertinya waktuku habis bersamanya. Ia tak akan melakukan ritual-ritual yang sering kami lakukan ketika ia semakin dewasa. Oleh sebab itu aku harus memanfaatkan waktuku bersamanya. Jika nanti teman-temannya menertawainya karena tingkahku, aku akan mengatakan pada mereka "Salahkan aku, aku terlalu mencintainya." Hahaha. Aku tak sabar menunggu waktu itu.

Setelah berjalan-jalan mengitari taman, bermain ayunan dan memotret bunga yang kalah cantik dengannya ia mengatakan ia dapat membuat sesuatu di atas pasir. Aku mulai berpikir ide apa lagi yang akan keluar dari otak cerdasnya, aku menunduk dan bertumpu di atas satu kaki sambil meletakkan tangan kiriku di dagu "Ajari aku," ucapku. Dengan sebuah ranting aku mengikutinya menarik sebuah garis, kemudian aku mengikuti pinggangnya yang bergerak ke kanan ke kiri dan terciptalah garis melengkung hingga ujungnya bertemu kembali dengan ujung garis pertama. "Love", katanya. Ternyata ia membentuk gambar sebuah hati di sana, bentuknya memang tak sempurna tetapi cintanya sempurna untukku. Aku sangat menyukai sore ini bersamanya.

Selama perjalanan pulang, aku mengendarai mobil kesayanganku dan dia. Dia bilang, dia menyukai mobil ini karena warnanya yang putih, ia bilang warna putih adalah warna kesukaannya setelah merah muda. Selama perjalanan ia mengatakan ia memiliki rahasia. Tetapi ia berulang kali membatalkan untuk memberitahuku, katanya ia takut aku sakit hati. "Hmmmm.. begini.. bolehkah aku mengajak Charles ke rumah? Tetapi dia laki-laki. Atau bagaimana dengan Corine dan Chelsea, mereka perempuan? Apakah kau marah jika aku membagi waktuku dengan mereka?" Ku belai kepalanya pelan, "Undang mereka semua bermain di rumah. Akan aku buatkan kalian jus stroberi kesukaanmu."
"YEEEEEEEEEEEEEEEIIIY!", teriaknya girang. "Mereka pasti akan menyukainya. Bolehkan aku membantu memasukkan stroberi ke dalam blender?"

"As you wish...", ucapku seraya mencubit pelan pipi merahnya.

"YEEEEEEEEIIIYY!", ia kembali berteriak riang.

Sesampainya di muka rumah aku memarkir mobil dan ku bukakan pintu untuk puteriku. Ku gendong ia ke atas tempat tidurnya dan aku meminta istriku mengganti pakaiannya sementara aku menyiapkan susu cokelat hangat.

"Di mana ayah?", ku dengar ia terbangun dan mencariku.

"Aku di sini, kau ingin secangkir susu cokelat? Tapi tidak dengan marshmallow karena hari ini kau sudah cukup banyak makan yang manis-manis."

"Ya, ya, aku mau..." Ku tuang minuman cokelat beraroma nikmat ke dalam cangkir kesukaannya.

"Bagaimana kencan hari ini?" kata istriku sambil memelukku dari belakang.

"Luar biasa, ia ingin mengundang teman-temannya lain waktu untuk bermain bersama kita." ku tutup kalimatku dengan sebuah kecupan di keningnya. Kami masuk ke kamar Lea, puteri kami. Tangannya meraih cangkir berwarna pink dengan garis-garis kuning yang dihiasi burung-burung biru seperti warna baju tidurnya, yang ku bawakan sambil menyanyikan lagu kesukaannya. "Lea," kataku "You are my hero, ketika aku dewasa nanti aku ingin menjadi sepertimu."

Ia nampak kebingungan dengan apa yang ku katakan. "Bukankah kau dan mama lebih besar daripada aku?"

"Ya, tetapi kami akan tumbuh semakin dewasa jika kami belajar dari kehidupanmu."

Tak lama setelah itu, Lea mengajak kami menutup malam ini dengan sebuah doa. Ia meletakkan tangan kami di atas bantal sapi berwarna merah muda dengan pita yang sangat besar, kami mendapatkan boneka itu setelah memenangkan lomba melempar bola basket. Akhirnya, aku dan isteriku menemani Lea hingga ia tertidur pulas. Kami sangat berharap bahwa hari-hari ke depan akan sangat indah bagi kehidupan Lea dan kami.

Kamis, 12 Juni 2014

Sederhana?

Perihal menunggu, tak sesederhana kamu datang lalu kita bahagia bersama selamanya. Nyatanya kamu tak datang, ada rasa yang kamu biarkan hanya menjadi tanda tanya, dan bahwa rinduku tak pernah cukup untuk membawa nyalimu jatuh di pangkuanku.
—  Sederhana? By: Kekasihsenja

Senin, 19 Mei 2014

When You Fall In Love (Again)

Saat ini bisa ku katakan kalau aku sedang jatuh cinta. Ya, aku jatuh cinta lagi. Jujur sambil menulis ini aku berkali-kali menyunggingkan senyum. Layaknya seseorang yang jatuh cinta, bagaimana sih? Bisa dibayangkan bukan?

Senyum-senyum, bahagia, sukacita, selalu mengingat hal-hal yang terjadi saat intim berdua. Semua hal yang berkaitan dengannya selalu membuat kita bahagia, lagu-lagu yang mengingatkan tentang kehadirannya selalu membuat kita nyaman dan ingin menyanyikannya di mana saja.

Rasanya penuh bunga-bunga di atas kepala, geli di perut dan juga penuh tenaga. Rasanya terus dan terus ingin bertemu dengannya. Pujian? Jangan ditanya, bisa setiap saat terlontar dari hati dan mulut kita. Bila saatnya tiba untuk kencan, rasanya tak ingin terlambat apalagi tidak datang. Ingin sekali menceritakan semua hal yang kita alami bahkan kalau belum cerita bisa-bisa tidur nggak tenang dan inginnya cerita dulu sampai puas, dapat kecupan  lalu tidur.

Pernah dong mengalami hal itu? Ya, aku sekarang benar-benar lagi menikmati masa-masa jatuh cinta, lagi. Kenapa lagi? Karena aku pernah meninggalkannya dan aku pernah jatuh cinta dengan yang lain. Aku benar-benar jatuh cinta, namun dengan cara yang salah. Dan aku benar menyesali keburukan yang terjadi saat itu, walau cintaku tak salah padanya. Aku tau itu, toh kita tidak tahu kapan cinta datang dan harus pergi dan pada hati siapa dia akan jatuh. Dan semua itu, pengorbanan atau dikorbankan yang terjadi dalam hubungan sebelumnya adalah hal yang harus dilakukan untuk kebaikan keduanya. Lagipula, caraku mencintainya melebihi rasa cintaku pada dia, yang selalu ada di sampingku, jelas kalau begitu aku tak pantas mendapatkannya. Karena terang dan gelap adalah dua sisi yang berbeda.

Bukan sebuah kebetulan aku jatuh cinta lagi dan lagi pada dia yang selalu menemaniku. Aku memutuskan untuk kuat dan kembali padanya. Dengan penuh luka aku menyadari kesalahanku, aku pun kembali ingin melihat dia bahagia, aku ingin menjadi lebih baik dan mendapatkan yang lebih baik lagi tanpa harus menjadi pribadi yang berbeda tanpa harus menggandeng tangan orang lain selain dia.

Di suatu hari, setelah aku melewati berbagai proses untuk mencintainya kembali, aku benar-benar bersyukur ia tak meninggalkanku dan kembali menyadarkan bahwa aku berharga baginya.

Dia bilang, "Ninta, aku menyayangimu. Tak peduli seburuk apa masa lalumu. Tak peduli bagaimana kacaunya hidupmu. Jangan tinggalkan aku karena aku tak ingin melihatmu bersedih lagi. Aku akan membawamu pada hari-hari yang penuh dengan sukacita, membawamu pada impian serta kerinduan mu selama ini. Bahkan kerinduan yang kau simpan dalam-dalam karena kau rasa itu hanyalah kekonyolan semata, ya, kerinduanmu untuk memiliki teman yang selalu bisa kau dukung pelayanannya dalam doa, yang bisa kau temani kemanapun ia membawa pesanku melalui musiknya, yang kau siapkan hati dan tubuhnya sebelum ia pergi berperang. Juga kerinduanmu menjadi salah satu orang yang berhasil dengan caramu menulis. Kerinduanmu untuk berdoa bagi mereka yang membutuhkan. Aku tau kurang dan lebihmu, aku mencintaimu apa adanya."

Aku sempat bias dengan semuanya itu karena sebuah kekecewaan yang akhirnya dimanfaatkan oleh pihak lain untuk menjauhkanku dari kasih dan cintanya.Akhirnya, kekecewaan itu membawaku jauh darinya. Padahal, tak seharusnya itu terjadi. Tetapi, aku tau aku harus melewatinya agar aku menyadari bahwa dia tak pernah salah. Dia tak pernah meninggalkanku dan seharusnya aku percaya saja. Aku jatuh, aku hancur, aku mencintai dia dengan setengah hatiku. Entahlah. Namun demikian, aku bersyukur bahwa aku tak pernah absen untuk menceritakan hari-hariku padanya. Aku tetap mengandalkannya di saat apapun. Aku menulis semua dan mencatat setiap momen pentingku bersamanya.

Sebut saja aku kuno, tetapi inilah caraku berkomunikasi dengannya. Rasanya aku ingin merekam semua pembicaraanku dengannya. Supaya suatu saat ketika aku lupa, ketika aku kembali hilang, aku kembali bisa melihat cintanya.

Sekarang, banyak yang bertanya kenapa aku sendiri. Ya, mereka tidak tahu bahwa sebenarnya aku tidak sendiri. Aku jawab dalam hati, "Tuhan sedang ingin aku jatuh cinta lagi padanya. Tidak terbagi dengan orang lain. Toh, pada waktunya dia akan membawa seseorang yang ku minta. Ia, dia bilang berikan boneka lamaku padanya, sebab dia sudah menyiapkan yang lebih baik lagi untukku.". Jadi, aku tenang saja walau sebenarnya banyak nama yang ku sodorkan padanya. Dia tersenyum saja melihat tingkahku. Ahhh..Aku, benar-benar sedang menikmati jatuh cinta lagi, lagi dan lagi padanya.

Saat ini, aku hanya ingin menikmatinya. Menikmati setiap waktu memuji dan menceritakan isi hatiku padanya. Menikmati semua pemberiannya. Menikmati cinta yang tiada duanya, untukku.

Aku mencintaimu,

Ninta.

Senin, 24 Februari 2014

Penawaran Paket Tour Masa Depan

Selamat siang tuan calon pemilik hati dan hidupku,

Sedang di mana? Mencari aku kah?
Atau sedang menjalani hidup bersama yang lain, yang nantinya akan membentukmu hingga kau akan bertemu aku.

Aku ingin menawarkan sebuah paket perjalanan hidup untuk Anda dan calon buah hati kita di masa depan. Namun sebelumnya, aku di sini masih berpikir dan berjuang untuk menjadi yang terbaik untukmu kelak.
Berfikir dan belajar akan setiap kekuatan serta kelemahanku agar dengan semuanya itu nantinya akan membawamu pada suatu perjalanan panjang yang akan sangat sangat disayangkan jika kau tak melewatinya bersamaku.

Ya, aku menyediakan paket perjalanan panjang bersama-sama dan pastinya dengan tour guide ANDAL yang akan memandu kehidupan kita nantinya. Kamu, sudah menyiapkan apa? Sampai saat ini, aku terus belajar untuk menjadi pengendali diri, belajar menjadi penggoda untukmu, belajar menjadi seorang psikolog yang baik untukmu, belajar menjadi seorang penggali tambang yang sabar dan tak mengenal waktu untuk mendapatkan berlian, menjadi seorang peri dan bidadari, belajar menjadi pendamping dan penopang yang tepat untuk mu yang akan bergumul lebih keras daripada aku. Ibarat seorang atlet, saat ini aku sedang belajar menjadi seorang pelatih yang baik agar siap memaksimalkan kemampuanmu dan mendukungmu menang atau kalah.

Itu sudah jadi jalan hidupku saat aku menjadi seorang aku. Wanita toh diciptakan untuk semua itu. Jika aku tidak memaksimalkan semuanya itu, bagaimana aku bisa membahagiakanmu? Ya, karena menikah adalah membahagiakan, menguatkan dan mendampingi hingga mati.

Di mana pun kamu berada, maksimalkan waktumu. Maksimalkan kesempatan yang ada hingga ketika dunia menuntut kita bertemu. Aku menunggumu sampai aku akan mengungkapkan "I were, i am and i will love you."

For my Hero,

From your Angel.

Selasa, 18 Februari 2014

Untuk Aa' Supir Sarijadi-St.Hall

Kepada Aa' supir angkot Sarijadi-St.hall
di Bandung

Selamat pagi hai para supir yang berburu dengan waktu. Apa kabarmu?
Lama tak menumpang di dalam mobil berwarna biru yang selalu menemaniku kemanapun dulu.
Sejak kuliah sampai bekerja. Sejak aku bangun subuh hingga gulita menuju terang kembali aku sudah aku lewati bersamamu para supir yang setia.

Bagaimana setoran hari ini? Ah, aku tak peduli dengan semua itu sebenarnya.

Aku sebenarnya rindu suasana di dalam mobilmu yang aku tumpangi sambil membaca buku. Di pojok kanan atau kiri, belakang. Dengan bangku yang untuk 7 atau 5 orang itu. Padahal harusnya tak sesempit itu.

Boleh aku absen satu-satu? Apa kabarnya Aa' yang menggunakan kacamata berambut ikal? Masih sering berwisata bersama keluarga saat liburan? Hihihi.. Bagaimana juga dengan para Aa' yang muda-muda itu? Aah.. ya, dan dengan bapak supir yang terkenal galak dan bisa mengejar-ngejar penumpangnya hanya karena kurang 500 rupiah saja? hahaha.. Aku rindu dengan semua itu.

Apa kabarnya bapak berwajah indo jepang itu? Apakah Anda masih menjadi supir angkot?

Aku sangat rindu dengan suasana kekeluargaan yang terjadi di dalam angkot. Pada supir-supir yang ditelepon istrinya bertanya di mana keberadaannya. Pada supir-supir yang mengajarkan anaknya tentang arti perjuangan hidup di jalan. Tentang bagaimana mereka harus tetap bersyukur walau menjadi anak supir angkot namun tetap bisa sekolah. Pada mereka yang saling membantu menyemangati supir lain yang penumpangnya masih saja kosong di siang hari.

Aku rindu membayar dua ribu rupiah yang sekarang naik lima ratus karena harga bbm yang ikut melambung saat itu. Aku rindu melamun di sudut jendela mobil kecil berwarna biru muda itu. Aku rindu meneriakkan "kiri A'" saat aku harus mengakhiri candaku di dalam mobilmu bersama teman-teman.Semoga kalian tidak merasa terganggu akan suaraku yang begitu total saat tertawa. :)

Oke, sekian dulu lah surat rinduku untuk kalian para supir satu kompleksku.. Para Aa' supir angkot tetap semangat ya! Tunggu aku di Sarijadi, yaa :)

Selasa, 11 Februari 2014

Surat Simpanan

Untuk kamu, penyimpan hatiku.

Hari berganti meninggalkan apa yang kita sebut kenangan. Pantaslah disebut kenangan karena manis memang rasanya. Jika tidak, luka namanya.
Sampai saat ini seluruh tubuhku masih dirasuki oleh separuh dari nafas yang kau hembuskan dalam setahun terakhir kehidupanku. Masihkah kau hembuskan nafas untukku melalui doa-doamu?
Shalat, masihkah kau melakukannya? Atau seperti yang kau katakan bahkan dalam seluruh hidupmu kau akan mendoakanku, tak harus kau berlutut dan bersujud. Bahkan hati dan pikiranmu selalu sujud untuk memohon yang terbaik untukku.

Tahukan kamu kalau aku akan tetap mencinta?
Tahukan kamu kalau dalam tiap relung hanya namamu bertahta?
Satu, dua, bahkan tiga hingga 50,34 persen jumlah penduduk laki-laki di Indonesia, tak ada yang bisa merubuhkan menara yang sudah ku bangun untuk menyimpan kamu dan aku.
Aku tak menyimpannya di bawah, agar tak mati ia dimakan serangga pemusnah. Aku taruh dia tinggi agar bisa kupandangi, bila hilang tertiup angin biar harum dan sarinya terbang dan kembali menumbuhkan cinta.

Jadi, hingga kini.. walau kita jauh, kamu percaya kalau kita dekat?
Ya, sebatas doa. Itu mantera nya. Kita sepakat dengan itu. 

Dari aku, yang menyimpan cintamu.

Minggu, 09 Februari 2014

Maaf Untuk Hari

Hai, bagaimana rasanya terlewati?
Sedihkah? Merasa tak diacuhkan kah?
Bukan aku tak menyayangi kalian selayaknya aku menyayangi mereka lima lainnya.
Aku ingin sekali memperlakukan kalian sama, adil katanya.
Namun aku tak punya daya untuk masuk karena dijaga begitu ketat.
Bukan aku tak cinta kalian, bukan aku tak ingin bertemu kalian.
Tapi, aku memang tak dapat mengirimkan surat cintaku saat aku melewati kalian berdua.

Tapi, aku pikir..
Aku lebih cinta pada diriku dan Tuhanku.
Aku lebih senang jika menghabiskan waktuku di luar sana, rasanya seperti menikmati secangkir cokelat panas.
Yang ku seruput perlahan hingga meninggalkan noda sedikit di ujung bibirku.
Sehingga lama dan sangat lama ia baru habis.
24 jam begitu tak terasa.
Jika memilih, aku akan memilih menghabiskan waktu bersama yang lain untuk menikmati Dia.
Aku begitu tenggelam dalam cintaNya sehingga ingin aku berlama-lama di dalam rumahnya.
Bukan diam dan menatap dan berfikir kalimat apa yang ingin ku sampaikan pada kalian berdua.

Maafkan aku.
Maaf jika padamu, Sabtu dan Minggu, aku tak bisa mengirimkan surat cintaku.
Warung internet begitu jauh dari peraduanku, dan sinyal sangat tak bersahabat di bawah atap rumahku.

Rabu, 05 Februari 2014

Surat Basa Basi

Teruntuk:
Kamu, yang tadi malam menggunakan baju kemeja kotak-kotak dengan kerah hitam beserta celana dan sepatu berwarna cokelat yang warnanya serasi dengan warna kulitmu.

Ehm.. sebentar.. iya, kamu, yang memiliki senyum termanis dengan deretan geligi putih rapi. Kamu, yang memiliki bibir dengan ukuran yang pas tidak tebal tidak terlalu tipis dan selalu basah. Kamu, yang merasa mungkin kamu adalah manusia termanis yang pernah ada. Kamu, yang memiliki alis tebal bagaikan barisan semut berjajar rapi yang menambah indah sendu matamu.

Kamu, yang memiliki suara berat dan sedikit serak. Kamu, yang juga pemain gitar dan menjadi backing vokal, tak terbayang bagaimana indahnya suaramu saat bernyanyi karena aku memang belum pernah mendengarnya. Kamu, yang semalam membaca narasi dengan percaya diri. Kamu, yang sedang mencari sesuatu yang lebih baik untuk masa depanmu di tempat yang baru.

Kamu, yang katanya belum pernah aku puji. Kamu, iya kamu yang bilang iya saat aku menawarkan untuk mengantarkanmu ke parkiran tapi akhirnya kita hanya saling berucap dan bertatap tanpa bergerak. Kamu, yang sempat mengusap-ngusap bahuku saat menunjukkan pada yang lain bagaimana perlakuan orang-orang di kantor.

Kamu, yang selalu melemparkan tatapan tajam dan dalam saat melihatku, entah mungkin saat melihat orang lain juga tapi aku tak peduli karena jelas saat aku makan kau melempar tatapan itu. Kamu, yang selalu mau memberikan tumpangan padaku. Kamu, yang lama tak pernah aku lihat rupanya di kantor karena banjir yang memisahkan akses jalan kita.

Aku ingin tanya, ehm...........kamu lagi ngapain?

Ah, aku tau aku tak pernah bisa basa basi tanpa ketahuan kalau aku pun ada hati sama kamu. Jadi, kapan bisa berbincang panjang seperti tadi malam lagi? Aku tunggu di lokasi shoting ya. Semoga kamu lolos untuk memerankan Benny. *Tos

Senin, 03 Februari 2014

Dear Connie (yang ke-1000 mungkin)

Dear Connie,

Mungkin sewajarnya aku panggil kakak atau mbak atau teteh. Oke, aku putuskan untuk memanggil kak Connie biar terdengar (sok) dekat. Kalau diingat-ingat sudah hampir 2 tahun aku follow twittermu. Berawal dari pertemuan saat gathering tahun kedua yang merupakan tahun pertama aku ikut event yang menuntut sebuah komitmen ini yang ternyata nggak cuma berteman atau pacaran bahkan menikah saja yang menuntut sebuah komitmen, menulis pun membutuhkannya.

Oke, sedikit flashback pertama kali ngeliat kak Connie ini agak nyentrik dengan tawanya yang riang dan lepas. Dengan baju hitam dan dalaman tank top, rambut terurai dan sebatang rokok. Pasti kakak nggak sadar kan kalau aku memperhatikan kakak sejak awal pertama bertemu (hahaha tenang aku bukan mata-mata atau stranger kok). Dan bukan kebetulannya lagi di tahun pertama waktu membaca surat di depan panggung aku membacakan print-an surat kakak.. waktu itu setelah suratku dibacain sama Denny giliran aku yang membacakan surat siapa yang aku pegang.

Menjadi followermu nggak pernah merasa terganggu, apalagi saat baca statement-statementmu tentang banyak hal. Banyak yang membuatku angguk-angguk geleng-geleng saat membacanya. Dan banyak kali aku juga ikut berfikir "Iya juga ya.. Iya juga sih..". Tentang bagaimana kau menceritakan papamu. Bagaimana ramalan-ramalan yang kadang membuatku tertawa saat membacanya di Bus TJ. Yah, tak ada ruginya sekedar menghibur diri. Aku juga suka memperhatikan avatar twittermu yang berganti-ganti dari yang nggak jelas sampai yang seimut sekarang. Aku cuma nggak habis pikir "Ooh.. kak Connie ini bisa bikin imut-imut juga?" hahaha...

Mungkin ini bukan surat pertama yang akan sampai ke twittermu nanti, tapi pastikan surat ini yang akan menempel di pikiran kakak. Aku suka caramu berterus terang tentang berbagai hal kak. Jujur dan lugas. Kadang pikiran-pikiran dan kalimat seperti itulah yang bisa membuat aku dan mungkin banyak lagi follower mu yang akan semakin terbuka pikirannya, tentunya ikut berfikir ya.

Nggak nyesel deh! Itu intinya. Terus berkarya ya kak. Dan selalu aku tunggu "Korannya Connie". :)
xox


twitter: @Dear_Connie

Penjaga Kecil, Bangunlah!

Kepada Tuhan, aku titipkan surat dan segenap kata-kata yang menjadi doaku untuk keponakan kecilku, Alvaro. Varo, bayi mungil yang baru saja lahir dan menjadi kebahagiaan yang telah dinanti-nanti oleh seluruh keluarga. Sayang, tahukah kalau kau begitu kami tunggu-tunggu?

Varo, hari ini Varo semakin sehat makanya Varo akhirnya bisa melewati proses operasi yang memakan waktu hingga 6 jam. Enam jam merupakan waktu yang terlalu lama untuk kami menanti keajaiban. Terlalu lama untukmu menyerahkan diri di tangan para dokter.Namun, aku tetap senang mendengar kau bisa bertahan sayang. Sampai saat ini aku belum bisa melihat dan memegang tubuh mungilmu sayang, tante nggak tega sayang.

Saat pertama mendengar berita kelahiranmu menjadi kebahagiaan yang luar biasa dan mendadak mendengar ternyata kau harus merasakan sesuatu yang tak pernah kami bayangkan sebelumnya. Mendengar bagaimana jantungmu yang kecil harus bertahan dengan katup yang terganggu atau semacam kejadian langka lainnya dan bekerja ekstra keras untuk terus membuatmu mampu menjalani hari berikutnya di dunia ini. Varo, bertahan ya atas setiap tindakan dokter yang ingin menyelamatkan tubuh kecilmu, menyelamatkan hidupmu. Percaya dan teruslah berdoa dalam hatimu ya sayang. Tante dan teman-teman di sini juga terus menguatkan kedua orangtua mu yang dengan sabar dan tanpa lelah menyematkan namamu dalam doa sepanjang nafas mereka.

Varo, Varo tau nggak kalau kamu hebat banget. Varo masih berusia beberapa hari namun perjuanganmu melawan semua ini begitu menggugah hati kami. Varo jangan menyerah ya.. Karena tak sedetik pun pengharapan kami lepas untuk melihat Varo semakin sehat dan dapat bernafas dengan baik tanpa harus mengeluarkan cairan merah yang seharusnya mengalir dalam tubuhmu untuk mendukung kehidupanmu. Sabar ya sayang, tetap kuat Varo-ku. Setiap hari semenjak kelahiranmu adalah keajaiban. Percaya kan? Tante, orangtuamu dan banyak orang percaya dan selalu menantikan senyum kecil seperti saat pertama kelahiranmu. 

Malaikat kecilku Alvaro, bertahanlah. Kami ingin mendengar tangisanmu tanpa iringan tangis dan kecemasan kami. Alvaro Pethuel, seperti namamu yang berarti anak pertama yang menjadi penjaga yang bijaksana dan menjadi perpanjangan mulut Tuhan, kuatlah! Untuk menjadi seorang penjaga yang kuat menurutku terlalu dini untukmu mendapatkan "latihan" seperti ini. Tetapi, tak ada yang terlalu dini untukNya, pasti ada rencana untuk semua ini. Untuk mendapatkan kekuatan ekstra, kuat ya sayang. Varo hebat! Varo kuat!

Saat menulis surat ini, aku sedang menanti hasil pemulihan dari hasil tindakan para dokter, kekuatanmu dan pernyertaanNya pada kita akan selalu ada. Doa terus melantun dalam hati kami.Varo, jadilah kuat! Kami menanti senyummu sayang. Dan tante percaya, setiap apa yang terjadi dalam hidup Varo adalah yang terbaik untuk kami semua, you are a miracle in our life baby.

Kakak dan Mas, tetaplah berharap dan berdoa. Kalian tahu kalau aku dan kita semua mencintai Alvaro.

Twitter: @arpmks dan @neviponto

Minggu, 02 Februari 2014

Jodohkah?

Dear Angin, begitu biasanya aku memanggil namamu..
Kemarin, di tengah keriuhan sebuah restoran dan segudang tawa yang menjadi cemilan sore yang cerah itu tiba-tiba kau datang. Perlahan tapi pasti ku pandangi kamu, sosok yang dulu (entah masih) ku idamkan.
Dalam canda tawa yang tiba-tiba tak tau arahnya aku melihat dan tak percaya itu kamu. Kacau kalimatku ketika melihat bayangmu yang sampai detilnya pun aku tau dan kembali meyakinkan itu pasti kamu.

Lama tak bertemu, apa kabar? Tak berkurang sedikitpun perasaanku padamu. Rambutmu dipotong? Tidak gondrong lagi menutupi wajah mungil yang garang itu. 

Lurus terus melewatiku saat kau berjalan. Tak kau lihatkah sepasang bola mata ini mengikuti jalanmu? Baju hitam dan celana jeans, hmmm tampak lebih rapi dari yang dulu aku kenal. Jelas saja, saat sendiri dan memiliki pasangan tentu ada perbedaan. Bagaimana dengan perasaanmu padaku?

Bukan. Bukan perasaan lebih dari teman yang aku harapkan. Aku ingin tau apa kau masih ingin membenciku? Mungkin bukan benci, entah kata apa yang tepat menggambarkannya. Tapi yasudahlah, apa alasannya aku pun sudah tak perduli. Aku sudah tidak memimpikanmu setiap bulan, saat memimpikanmu adalah saat-saat di mana aku tersiksa karena kenyataannya bahkan mungkin kamu sudah lupa ada aku di sana. Tapi, ada yang perlu kau tau.. hatiku masih berdetak kencang saat melihat kamu. Mataku masih tak berkedip saat memandangmu. Dan pikiranku terus melayang ke masa dulu saat kita masih sering berdua.

Masih tak bernafas dengan teratur, otakku berfikir “menyapamu atau tidak?”. Aku takut. Sangat takut jika kau tak acuh padaku. Aku putuskan untuk diam, memandang dan menikmatimu. Bahkan menikmati cara berjalan dan rambutmu yang basah di bagian depannya saat kau melangkah keluar dari restoran itu.

Sore itu adalah soreku. Mungkin juga soremu. Jodohkah kita?
Aku akan terus menunggu saat Tuhan mempertemukan kita lagi.
Sampai bertemu lagi, semoga keberanianku ada saat itu untuk kembali menyapamu.

Jumat, 31 Januari 2014

Hello My Peter Pan

"Wendy run away with me.. I know I sounds crazy don’t you see what you do to me.. I wanna be your lost boy your last chance, a better reality.. "
Lagu ini terus terngiang-ngiang di telingaku. Seperti mantra yang setelah mendengarnya dapat membentuk sebuah lengkung dan lesung pipi kecil di dekat bibirku. Seperti kuas di tangan seorang pelukis yang akan menggambarkan wajahmu di dalam imajinasiku saat kau menyanyikan lagu ini. Untuk semua rencana yang lebih baik. Untuk semua realita yang akan kita hadapi bersama. Benarkah?
Datang ditengah kesibukanku di dunia kerja memang bukan sesuatu yang bisa dibilang tepat atau tidak tepat. Namun, membawaku terbang, tertawa dan terus merasa seperti anak kecil yang tak pernah beranjak dewasa itu sangat membuatku gembira. Tidak. Tidak hanya gembira tapi bahagia.. somewhere in neverland kamu bilang. Should we go there? Somewhere in neverland it’s not real in our reality. Yes, I do. I wanna be your Wendy. Wanna lost with you my lost boy.. let’s make “everything better” plan together!
Somewhere in neverland..
Tertanda,
Your Wendy.