Jumat, 25 Januari 2013

Surat masa depan


Hai, aku kembali menulis setelah sekian lama berembuk dengan kehidupanku saat ini. Bagaimana kabarmu disana? Masih tenangkah dengan duniamu?
Kapan kau akan menemuiku? Aku tak ingin sendiri disini. Kau sudah berjanji akan menemuiku secepatnya kenapa sampai sekarang masih juga kau sembunyi? Kapan aku bisa bertemu dengan si empunya dirimu? Sampai kapan aku harus menunggu..?
Aku tak sabar ingin bertemu denganmu, yah, doakan saja aku cepat mendapatkan pekerjaan dan bertemu dengan ayahmu, jadi aku bisa cepat menggandeng tanganmu.
Tapi, ingatlah.. jangan buru-buru juga ingin mengandeng diriku, aku masih malu jika sekarang.
Nanti, jika waktunya sudah tiba, kita harus berjanji untuk bertemu ya.. aku menggunakan gaun merah, aku harap ku berbalutkan biru langit, menandakan kau Ksatriaku. Sampai jumpa. Buah hatiku. Calon bundamu.

Sabtu, 19 Januari 2013


Deep down inside there
Drowning in the deep ocean
There is our love

Drama


Middle night or not
Murder as a true victim
Life becomes drama

Surat undangan pernikahan


Dear sayang, ingatkah saat kita terdiam sejenak dan hati kita berbicara.. saat itu, ini yang mereka bicarakan..

For the first and last i please you, the groom to say your promise..

My dear, Fanita, after many times we spent,
After tears and laugh we passed
After bad and good things we made
I declare.. i'm the man,
With every love i will boil the water for you when you tired, i promise!
With every strength i will never leave you, i promise!
With every word i say i will always honor you, i promise!
With every heart i will spooned you when you sick, i promise!
Thank you for loving me and being my forever
And last but not least..
With every honor i take you to be my wife. You're My everything after God!

And the bride please say the promise..

Dear My Man, after many times we share together,
After tears and laugh we passed
After bad and good things we made
I declare.. i'm Fanita,
With every love i will wake up early so i can make a cup of tea every morning, i promise!
With every strength i will always back you up, i promise!
With every word i say i will always honor you, i promise!
With everybreathe i take i will always love your snore everytime you sleep, i promise!
With every heart i will hold you, your hands, and your heart until the end, i promise!
Thank you for loving me and being my forever
And last but not least..
With every honor i accept you to be my husband. you're My everything after God!

And people, now i announce you husband and wife..

Semua orang bertepuk tangan saat kita melakukan wedding kiss, sayang..

~ Not sure if you know this
But when we first met
I got so nervous
I couldn't speak
In that very moment
I found the one and
My life had found its
Missing piece

So as long as I live I love you
Will have and hold you
You look so beautiful in white
And from now 'til my very last breath
This day I'll cherish
You look so beautiful in white
Tonight ~

"Tanntararanntararannn... kemudian musik canon kesukaan ku mengalun indah, kemudian berdansa dan semua undangan berdansa di lantai dansa yang sudah disediakan, bersama-sama dengan kita.. sesimpel itu sayang, kamu setuju kan?"

"Kamu yakin, suamimu nanti akan melakukan semua hal konyol itu saat resepsi pernikahan kalian?"

"Yang menjadi suamiku haruslah orang yang mau melakukan kekonyolan itu, itu romantis, itu cinta."

"Tapi dia bukan aku.. Bagaimana jika dia tidak mau?"

hening sejenak...

"Aku harap laki-laki itu kamu, jika bukan kamu...."

"Dia memang bukan aku, karena besok hari pernikahanku. Tenanglah, aku berdoa akan ada malaikat pelindung untukmu yang mau melakukan kekonyolan yang kau sebut cinta itu.. bahkan dia sendiri yang akan menyanyikan lagu itu untukmu.. and he will say you look so beautiful in white.." |

Sayang, apa kau masih berdoa untuk pernikahanku?
Aku akan menunggumu datang untuk memberikan senyum terindahmu padaku, hari itu dan kau akan melepasku dengan bahagia..
Sampai bertemu di tanggal 20 akhir tahun ini bersamanya, agar dapat ku lepas semua sisa cinta kita..


With Love, Fanita & Ksatria. 

Rabu, 16 Januari 2013

Surat cinta lebay untuk Bang Gibe


   Dear bang Gibe..

   KYAAAAAAAAKK! Gak pernah terbayang akhirnya kirim surat ke abang. Apa kabar abang pecinta anjing beagle? Aku selalu berharap abang tetap ceria dan manja kayak anjing-anjing abang itu..
Ehmm.. Entah sejak kapan mulai mengidolakanmu, tapi aku masi ingat bagaimana aku mengingatmu.

   Pertama kali mengetahui namamu saat umurku masih sekitar belasan tahun, salah satu temanku menceritakan tentangmu tapi aku lupa cerita tentang apa itu, ya dia menceritakannya karena abangnya seangkatan sama abang di sekolah. Lama waktu berlalu, aku mulai bertumbuh dewasa dan sedang asyik menyaksikan sebuah ajang pencarian bakat di salah satu stasiun televisi, dari sejak kemunculan awal rasanya gak asing gitu ngeliatin muka abang, tapi siapa yaa? Terus bertanya sampai akhirnya salah satu kicauan teman aku (masih orang yang sama saat aku masih SMA) menceritakan siapa abang dan kekasihmu saat itu dan bagaimana nama duet kalian itu terbentuk namun harus digantikan dengan orang lain karena pasanganmu lolos juga di salah satu audisi pencarian bakat lainnya. WOW!

   Begitu tau kalau abang itu masih satu sekolah sama aku langsung deh tanya sama mama. Dan akhirnya mama menceritakan banyak hal tentang abang dan keluarga abang. Dan ternyata aku kenal (sedikiit) dengan adikmu bang, hehehe. Tapi, saat itu aku masih saja belum mencari tau dan masih biasa saja mendengar namamu. Kata orang sii belom ada rasa.. rasa apaaa coba? hahaha.

   Nah, sampai waktu itu aku melihat facebookmu di salah satu facebook temanku, dari situ mulai kepikiran, penasaran, ser-seran pengen tahu siapa sih Gilbert Pohan ini? Akhirnya ubek-ubek facebook abang (maap ni kepo) sembari melihat-lihat poto dan semua soundcloud dan apapun yang berkaitan tentang abang, kok semakin tertarik ya, apalagi melihat beberapa aksi sosial itu. Ya, kagum. OK. Sampai di titik itu, gamau lebih dalam karena takut kecewa nantinya, we're still human, right? 

   Setelah menjelajah facebook, diam-diam aku mulai melihat isi kicauan-kicauan abang. Lagi-lagi it's about curiousity. Pelan-pelan tenggelam dalam duniamu, ya, mulai melihat dan tergambar siapa sih sosok bang Gibe ini dan dari sini juga bang aku melihat pin BBmu. EAAAAAAAAAAAA (punten pisan)!! Kayaknya abang enak banget ngepublish pin BB disitu, yah gak heran abang punya banyak teman, you're so nice. Udah disimpen nih pinnya sama aku tapi masih ragu-ragu mau add, siapa aku gitu kan kenal juga gak dan AHAAA! i get an idea. Sebentar lagi kan ada acara Natal dan itu kesempatan banget buat aku menghubungi abang dengan alasan yang jelas. Dimulai lah keberanian itu dan tararararara!! You accepted.

   Begitu liat sejumlah nomer pin is now in contact langsung girang-girang gitu bang (hayeuuh) dan mulai beraniin diri sounding tentang acara natal itu. Lama-lama mulai berani komen di facebook dan media social lainnya termasuk BBM abang. Tenang bang , ini bukan usaha PDKT karena banyaaak sekali gadis di luar sana yang masih ngantri juga buat abang, hahaha. Dari situ mulai terasa dekat sampai akhirnya tanggal 12 Januari 2013 kemarin waktu acara natal sudah dimulai kok rasanya ngeliat sosok orang yang aku kenal ya, ya berhubung saya bertugas di depan jadi bisa ngeliat siapa-siapa aja yang baru dateng. BETAPA! Abang akhirnya datang (soalnya kan katanya sebelumnya ada shooting dulu) dan datangnya bersama abang dan adek mu yang dimana kalian kompak banget! Setelah selesai acara inget gak aku memberanikan diri salaman dan bilang "Halo bang, Ninta.." dan abang membalas "Ooh, ini makhluknya!" -___-"

   Kemudian setelah pembicaraan yang terlalu singkat, dipotong pula pembicaran kita oleh temanku yang gak penting itu dan akhirnya kita harus berpisah lagi karena aku harus urusin yang lain. Tapi gak lama sebelum abang pulang kita papasan lagi di depan pintu, abang pamitan plus ngobrol-ngobrol don't you know how glad i am? Ternyata abang teh bener nice ya gak beda sama persepsi selama ini. Pulang dari acara itu mama aku sms "gimana kak, ketemu sama abang Pohan itu?" yah, memang sedikit jadi lebai karena mama sampe nanya-nanyain juga dan dengan riang gembira tak terkira aku menjawab "ketemu ma, ngobrol malahan, salaman malahan. Ada kak Yola sama Bang Oscar juga tadi, tapi gak ada om sama tantenya.." yah, sedikit obrolan kecil sebelum tidur.

   Dari sejak hari itu sampai saat surat ini diluncurkan sudah dua kali aku mimpiin abang, hahahaha. Padahal gak kepikiran. Dan konyolnya semalam habis kita kicau-kicauan ada teman aku yang lagi-lagi masih dia yang dari tadi aku ceritain itu langsung menghubungi aku "Nin.. kamu deket sama bang Gibe! Aaahh aku cemburu...hahahaha.seneng sekaligus pengen nimpukin kamu!" Lah, kan aku bingung ya bang, perasaan ngobrolnya biasa aja yak! hahahaha..
Yah, begitulah isi surat lebay ini bang, jangan heran jangan kaget ya.. ini surat tidak ada maksud apa-apa.

   Teruskan langkahmu bang, abang adalah orang kesekian yang membuat aku terus terinspirasi untuk hidup dan menghidupi passion yang ada di dalam diri sendiri. Berhubung saya masih mencari passion dalam diri saya, saya masih akan terus mencari sosok-sosok yang dapat membuat saya bangkit dan meyakinkan diri bahwa apapun yang dilakukan dengan hati itu akan selalu berbuah manis untuk diri dan sekitar. Sekian nih surat cintanya bang, kaget se-kagetnya kalau bisa ya bang pas baca surat ini, biar lengkap lebaynya, hahahaha.. Salam olahraga! *bark* *peregangan kaki ala beagle*.

Gilbert: @gilbertpohan

Hai, Hujan! Aku sudah di Bandung.

   Surat kedua ini aku persembahkan kepada Hujan yang terus menderu akhir-akhir ini. Hai, Hujan! Apa kabar kalian? Masih tak lelah menghujani Bandung dan Jakarta? Atau mungkin kota-kota lain juga karena banyak yang merindu.
   Psstt..! Hujan, aku sudah di Bandung sejak semalam, yah, tapi tetap saja tak dapat menemuinya. Hujan, ngomong-ngomong terimakasih sudah bersedia menjadi saksi janji cinta kami dalam bentuk kerinduan. Apa kabar dia sekarang, Hujan? Selama aku tak di Bandung kalian terus menemaninya kan? Sepertinya begitu sih.. Bahkan saat-saat genting kalian tetap membasahinya dengan rinduku yang tak kunjung henti. Yap! Dengan begitu ia tahu bahwa aku belum berhenti mencintainya, walaupun kadang masih suka bertanya-tanya akan cintanya tapi entah kapan akan berhenti cinta kami dan mungkin akan tiba waktunya kalian tak lagi membawa misi atas cinta kami.      
   Hujan, tolong sampaikan berkat Tuhan padanya, yah, lagi-lagi aku meminta bantuan kalian sebagai penyalur berkat untuknya. Hujan, tapi jangan sampai kehadiran kalian menyakiti dirinya ya. Dia butuh banyak tenaga dan waktu untuk mencari nafkah. Hujan, lelahkah kalian menjelma menjadi rinduku? 
   Hujan, jika suatu saat kalian lelah menyampaikan rasa rinduku katakan saja ya. Mungkin itu saat yang tepat untukku tak merindukan dia lagi. Tapi bagaimana caranya aku masih belum tahu. Aku hanya percaya kalian tetap ada untuk menyampaikan setiap pesan cinta, tak hanya dari aku. Bahkan pesan cinta Tuhan pun kalian yang membawanya. Entah dalam bentuk bulat-bulat, runcing-runcing, tipis, teduh, gerimis, bahkan badai sekalipun untuk menyampaikan amarah.
   Hujan.. Aku cinta padanya, cinta padamu. Jika tak kuat lagi aku berdiri, jangan pergi ya, bantu aku untuk berlari lagi dan menari bersamamu. 
   Hujan, aku sudah di Bandung kini, mari bermain lagi tapi berhentilah sesekali agar orang lain dapat melihat pelangi atau pun merasakan kehangatan matahari, jangan egois ya Hujan, aku juga belajar untuk tidak merindu sesekali agar kalian tak kelelahan. Sampai jumpa sore ini. *hug and kisses*

Minggu, 13 Januari 2013

Permohonanku untukmu, Mama.

Kepada, Ibunda tercinta..
Selamat siang ma..
Mungkin ini bukan curhatan pertamaku pada mu mama, tapi mungkin ini surat permohonan pertama untukmu, untuk segenap pengertianmu.
Aku mengerti atas kecemasanmu akan masa depanku. Akan siapa pendampingku dimasa datang.

Aku sangat mengerti akan kecemasan mengenai siapa yang akan menggandeng tanganku di pelaminan nanti, bukan dia yang menggandeng orang lain di depanku kelak.
Aku mengerti sungguh akan ketakutanmu mengenai siapa yang akan memijat tubuh lemahku ini agar tetap bisa bekerja dengan baik, bukan siapa yang akan membiarkanku bekerja dan memikirkan makan apa kita besok.
Aku mengerti kegundahanmu akan khawatirmu mengenai siapa yang akan membelaiku setiap malam, bukan dia yang memakiku atau memukulku suatu saat nanti..

Aku tahu kau tak ingin aku merasakan apa yang orang lain rasakan. Tapi, inginku meminta restumu untuk siapapun dia yang akan menjadi ksatriaku nantinya. Dia tak haruslah seseorang dengan uang yang berlimpah, namun ia adalah orang yang tahu bersyukur dan terus bekerja keras untuk kehidupan kami. Dia yang tahu akan makna tanggung jawab dan kebahagiaan. Terlebih dia adalah orang yang akan terus mengingatkan aku bahwa Tuhan ada bersama kami.

Aku tak percaya lagi pada kebaikan, kepatuhan, kerajinannya dalam beribadah. Aku tak percaya lagi akan semua itu. Biarkan cinta yang menuntunku menemuinya tanpa syarat. Tanpa syarat sebagaimana Tuhan mencintaiku. Aku mengerti kecemasanmu, Ma.
Tenanglah, aku masih dua puluh tiga tahun, masih banyak mimpiku, jika dia yang kau inginkan adalah jodohku, dengan cara apapun kami akan bertemu. Jika bukan, doakan saja yang terbaik akan datang menghampiriku. Masih banyak yang ingin ku lakukan untukmu Mama, namun bukan berarti aku tak ingin membahagiakanmu.

Tenanglah mama.

Dari anakmu yang jauh dan terus merasakan desahan doamu dalam malamnya.