Rabu, 11 Juli 2012

Aku mencintai Dia


Suatu hari akan ada seorang dia yang akan menemaniku di saat nanti. Inilah sekilas tentangnya. Aku mencintainya. Aku mencintainya hingga mati. Hingga benar-benar maut yang memisahkan kami. Tidak. Bahkan maut takkan menghentikan cintaku dan cintanya. Semua yang kusebutkan dibawah ini bertentangan dengan tipikal Dia yang dahulu selalu menjadi idamanku, Dia dimasa nanti adalah benar-benar hal yang tak dapat ku duga, ia datang tiba-tiba dalam hidupku.

Adalah Dia. Dia lebih dewasa daripada karakterku namun ia tidak pernah menganggapku anak kecil, karena orang dewasa selalu menganggap segala sesuatu adalah hal yang unik dan berbeda, mereka maklum dengan itu semua.

Adalah Dia seseorang yang tidak memakai jam tangan di kanan atau kiri tangannya. Dahulu aku menilai bahwa Dia yang memakai jam tangan akan benar-benar baik dalam mengatur waktu. Tidak, lebih baik ketika ia tidak menggunakan jam tangan daripada ia menggunakan jam tangan namun tidak sedetikpun waktunya ada untukku, dan aku tak mau rasa cintaku terbatas oleh setiap pergeseran jarum didalam benda kecil itu.

Adalah Dia yang suaranya tidak begitu indah namun bersedia menyanyikan lagu-lagu indah untukku, memainkan musik-musik dengan alunan nada yang bisa membuatku terpana karena itu dia.

Adalah Dia yang memiliki tubuh lebih tinggi dariku, aku tidak menginginkan yang lebih rendah dariku, minimal aku agak sedikit menengadah ketika melihatnya. Bukan karena apa-apa, namun ini karena aku mudah sekali menangis ketika dalam keramaian dan aku tidak menemukan dia disana, jika tubuhnya lebih tinggi dari tubuhku, setidaknya aku mudah untuk mencarinya.

Adalah Dia yang badannya tidak kekar namun memiliki bahu yang sedikit lebar dan tak perlu begitu bidang, asalkan aku cukup nyaman bersandar dibahunya, asalkan ia terlihat gagah ketika memakai sebuah jas putih saat kami menikah nanti, entah hitam pun tak apa, asalkan ketika aku melihat bahunya ada sebuah kekuatan disana. Kekuatan untuk menempuh hidup bersamaku.

Adalah Dia yang aromanya selalu ku ingat. Bukan aroma parfum saja, tetapi ketika parfum itu menyentuh kulitnya ada aroma lain disana yang dapat mengingatkanku selalu padanya. Ia tidak bau karena ia menjaga kebersihannya. Ia tidak perlu rapi seperti pejabat-pejabat, ia tidak perlu bergaya necis ketika berada di depanku, cukup menjadi dirinya saja. Dengan kaos oblong putih andalan laki-laki dan celana pendek itu lebih sexy. Dengan jumper atau sebuah jaket untuk melindungi tubuhnya itu mungkin lebih baik.

Adalah dia yang pekerja keras. Ia akan bekerja bukan hanya untuk membahagiakan dirinya sendiri, keluarga menjadi prioritas utamanya, terkadang ia gagal, ia tidak selalu sukses dalam apa yang ia kerjakan, disitulah dia akan membuatku menjadi seseorang yang sangat hebat baginya, seseorang yang bisa menjadi sandarannya, seseorang yang mau mendengarkan segala keluh kesahnya, seseorang yang terus berdoa dan berjuang bersamanya.

Adalah Dia yang selera humornya baik sekali, hingga sekali waktu aku murung ia diam pun aku bisa tertawa karena tingkahnya, aku bisa merasakan bahagia walaupun ia sering menggodaku. Terkadang menyakitkan ketika ia menggoda secara berlebihan, namun entah mengapa aku tak bisa hidup tanpanya.

Adalah Dia yang dapat mengobati kekecewaanku terhadap cinta. Aku sudah tak percaya akan kata-kata orang mengenai orang baik. "Ya, dia baik." "Ya, dia alim.." "Ya, dia rajin ke gereja, pelayanan, dia sangat mencintai Tuhan." namun ia tak bisa menghargai dan tak tahu bagaimana caranya mengasihi sesamanya. Tidak, cukup buktikan cintamu pada Tuhan dengan sikapmu, bukan dengan status atau sekedar kata-kata indah. Kenyataannya kecintaan seseorang pada Tuhan tak dapat membuatku melihat cinta yang sebenarnya di dalam dirinya, aku kecewa.

Adalah Dia yang dapat membawaku keliling dunia dan membuatku mengerti tentang ini dan itu. Dia cerdas, dia pintar, dia mampu mengalihkan pandanganku, dia mampu bergaul akrab dengan semua umur. Dia mampu membawaku masuk ke sebuah dunia baru, dia mampu membanggakanku di depan mata orang lain.

Adalah Dia yang mau menari bersamaku di bawah hujan atau teriknya mentari. Di rumah maupun di pinggir sebuah jalan yang begitu ramai. Ia mengangkat tanganku dan membiarkanku berputar-putar layaknya balerina kecil bersama ayahnya. Ia membuatku merasa menjadi wanita paling beruntung di dunia. Ia mengerti.

Adalah Dia yang tak perlu memiliki banyak sekali harta. Namun ia tahu bagaimana ia menggunakan uang yang ia miliki. Dengan semua kekayaan dirinya dia mampu membahagiakan semua orang dan dapat membantu siapapun. Dengan ketegasannya dalam mengambil keputusan, ia dapat membuat semua orang termasuk aku terpana dan merenungkan kata-katanya. Tidak setiap saat ia tegas, namun ia berani dan memberikan kepercayaan padaku, pada cintanya.

Adalah Dia yang ketika aku menangis karena menonton sebuah drama film kesukaanku tidak mentertawaiku, ia memegang tanganku, diam, dan sesekali tersenyum. Ia merasakan apa yang ku rasakan, ketika itu pasti adegan kehilangan, dan dia tau tanpa harus bertanya bagaimana ketika aku kehilangannya. Dia tidak mentertawakanku.

Adalah Dia yang selalu ada dalam doaku. Doaku bagaikan nafas yang tak berhenti terhembus hanya untuknya. Dia yang ada dalam lindungan doaku, penjagaan Tuhan, serta pengendalian diri dari roh kudus dalam dirinya. Ia bukan manusia sempurna, oleh sebab itu dia mencintai Tuhan dan merasa semakin rendah sehingga dia menghormati Tuhan senantiasa.

Inilah dia yang ada di masa nanti bersamaku, lelaki tidak sempurna yang bertemu denganku, dengan kehidupanku yang tidak juga sempurna namun bahagia karena kami saling memiliki dan Tuhan yang mengikat cinta kami. Aku mencintai Dia.

Senin, 02 Juli 2012

Jatuh cinta itu..


Jatuh cinta itu sebuah rasa.
Rasa dimana ketika seseorang memakan permen karet rasa strawberry dan rasanya tidak berubah walau sudah setengah hari.

Jatuh cinta itu sebuah penglihatan.
Penglihatan dimana ketika seseorang menutup mata, terlihatlah sebuah lukisan agung karya yang maha kuasa di depan mata. Ketika dibuka mata itu, ia ada dimana-mana.

Jatuh cinta itu sebuah pertanyaan.
Pertanyaan dikala seseorang bertanya-tanya apa yang membuatnya jatuh cinta dan mengapa ia mencintai pasangannya. Karena cinta tidak butuh jawaban, cinta juga tidak butuh alasan.

Jatuh cinta itu sebuah perumpamaan.
Perumpamaan dimana segumpal awan masuk ke dalam mulut, memberikan kesejukan. Lau masuk ke dalam hati, memberikan kelegaan. Terbawa darah ke seluruh tubuh dan memberikan kehangatan. Di akhir perjalanannya, ia membawa sebuah magnet yang dapat menarik sudut-sudut bibir tersenyum semakin lebar.

Jatuh cinta itu waktu.
Waktu ketika aku tersandung, buku-bukuku berantakan, dan ada kamu disana yang membantu aku membawa kembali buku itu ke pelukanku. Kamu juga yang ada waktu ketika aku dan kamu pertama kali bertemu dan kita saling berjabat tangan dan aliran listrik dari tubuhmu masuk ke dalam tubuhku, begitu pula sebaliknya aku rasa.

Dan yang terakhir, jatuh cinta itu kamu.
Kamu yang membuat semuanya teori-teori terhebat di dunia patah hanya karena pemikiranmu, burung-burung terbang pergi karena suara indahmu, mereka malu. Karena jatuh cinta itu kamu yang membuat duniaku berputar dengan rotasi lebih cepat ketika bersama dan lambat seribu kali lipat ketika kita berpisah. Karena itu kamu.