Gelap saat ku menulis ini. Ah, kamu peluk aku lagi dari belakang sembari membaca tulisanku.
Diamlah sayang, aku sedang serius menulis.
Aku kembali menulis.. Sembari aku usap-usap kepalamu.
"Kamu nulis apa lagi sih?", kau berbisik manis ditelingaku.
"Cuma sebaris lirik..Sayang, kamu sayang aku kan?" Ku tatap matamu dalam.
"Aku sayang sama kamu." Lalu hangat ku rasakan.
Kembali kau peluk aku dari belakang, seperti biasa yang selalu kau lakukan padaku. Tak lama kau tertidur diatas pundakku. Selalu seperti itu.
Biarlah ku sentuhmu
Berikanku rasa itu
Pelukmu yang dulu
Pernah buatku
Lalu aku kembali pada gelap, ku tatap layar di depan wajahku.
Diam aku, bernyanyi perlahan senandung ini sembari menatapmu tertidur di bahuku, kau ingat saat itu apa janjimu?
"Aku berjanji sampai selamanya, tunggu aku di Bandung ya."
Kau bergerak sedikit di pundakku.
Sayang, saat kau tertidur, pikiranku melayang melalui waktu-waktu yang kita lewati.
Kembali ku ingat beberapa tahun kita menjalin cinta.
Saat pertama kau lulus tes memasuki universitas itu aku menangis terharu, saat akhirnya kau menyatakan cintamu, saat kita bertengkar dan kau meninggalkanku sendiri, saat kau memberikan surprise untuk ulangtahunku, saat kau mendoakanku, saat aku datang ke tempat tinggalmu tengah malam hanya untuk mengantarkan bubur, bukan jarak yang dekat. Saat kau mengatakan bosan, saat kita melakukan pelanggaran atas kesepakatan kita, dan saat-saat dimana orangtuamu tak pernah setuju akan kehadiranku, hingga akhirnya orangtuamu mengatakan hal yang tak pantas itu, dan kau tak bertindak apa-apa. Tak pernah kau hargai aku. Ku rasa.
Ku genggam jemarimu menahan air mata.
Ku tak bisa paksamu
'tuk tinggal disisiku
Semakin ku ingat semakin sakit ku rasa, semakin ku sadari perasaanku meragu, semakin aku merasakan bahwa kau bukan untukku, aku pun tak ingin semakin lama menyakitimu dan membebanimu dengan segala permasalahan ini, membebanimu dengan hidupku yang berbeda dengan hidupmu, semakin terasa bahwa aku harus meninggalkanmu, aku tak sanggup.
Sst.. diam sayang, kuusap lagi kepalamu, peluk saja aku dalam tidurmu. Biarkan aku mengenang semua perbuatanmu.Menitikkan air mata perlahan.
Walau kau yang selalu sakiti
Aku dengan perbuatanmu
Sayang, sepertinya kita hanya bisa sampai disini. Lima tahun ini harus berakhir disini.
Perlahan basah ku rasakan pada bahuku. Hatimu tak tidur. Kau tak tertidur.
Namun sudah kau pergilah
Jangan kau sesali
Perlahan ku lepas tanganmu dari tubuhku.
Hampa. Ternyata semua hanya bayangan, semu. Seperti semua janjimu padaku, tak ada lagi kata selamanya. Aku yang pergi, tak ku lihat kesungguhan dalam hatimu. Entah kesungguhan seperti apa yang ku mau, tapi tak ku dapat itu darimu selama ini. Kita bukanlah sepasang remaja lagi seperti ketika pertama bertemu, kini aku menjadi seorang wanita yang mencari tahu siapa masa depanku. Maaf. Pergilah. Aku yang mengambil keputusan ini. Ku hapus air mataku.
Karena ku sanggup walau ku tak mau
Berdiri sendiri tanpamu
Ku mau kau tak usah ragu
Tinggalkan aku
kalau memang harus begitu
Tubuhmu hilang, berbayang dari lingkar pinggang kecilku.
Sempat kau menangis tak ingin pergi dariku, kau bilang hanya aku, kau bilang kembalilah padamu.
Menangis aku meraung, tidak bisa ku lanjutkan ini semua, berkecamuk dalam dada ingin merengkuhmu, memelukmu, mencium bibirmu, aku sendiri tak sanggup menanggungnya. Namun, aku berjuang sendiri selama ini, selalu ku pertanyakan kesungguhanmu, tapi apa, aku lelah. Aku lelah!
Tak pernah kau perjuangkan aku. Aku berusaha untuk melepaskan pelukanmu. Cukup selama ini aku merasakan setiap lakumu padaku, apa aku benar-benar tak layak mendapatkannya? Dan secepat itu pula kau menemukan dia, yang lain. Sesaat kau (masih) cinta padaku.
Tak yakin ku kan mampu
Hapus rasa sakitku
Ku ‘kan selalu perjuangkan cinta kita
Namun apa salahku
Hingga ku tak layak dapatkan kesungguhanmu
Ku ucap maaf. Maaf jika aku menyakitimu (mungkin aku yang selama ini tersakiti olehmu tanpa sadarku), maaf jika karena aku tak yakin lagi aku bisa bertahan mencintaimu, dan ku lakukan ini karena mauku, aku tau aku tak sanggup. Simpanlah semua alasan dan janji akan masa depan yang kau berikan, jangan pernah berjanji lagi padaku.
Tak perlu kau buatku mengerti
Tersenyumlah karena ku sanggup
Semua penonton bersorak dan bertepuk tangan membuyarkan khayalanku.
"AGNEEEEESSSS...!"
"Yah, demikian salah satu lagu yang dimana saya banyak berperan dalam pembuatannya. Terimakasih. God bless you all!!"
Dan konser itu berakhir. Semuanya gelap tanpa bayanganmu dan air mata masih mengalir di pipiku mengingat akan mu, genap dua tahun sudah aku meninggalkanmu, namun tak semudah itu aku melupakan lima tahun kita.
It's all about us. 235
BalasHapus