Ku hidangkan sebuah teh melati hangat untuk meringankan bebanmu,
hiruplah dalam biarkan aromanya membuat otak mu perlahan tenang..
Sudah?
Letakkan kepalamu diatas pahaku, agar dapat ku belai kepalamu, tempat
dimana semua beban itu berada.. Perlahan ku sapu dengan kasih sayang
agar tersapu perlahan semua beban..
Lalu? Bagaimana harimu yang berat itu.. ceritakan padaku..
Kupeluk lembut tubuhmu yang terbaring. Sesekali ku kecup keningmu, ku
bacakan mantra cinta untuk membunuh luka, lalu ku kecup kembali
keningmu..
Berat. Inilah hidup.
Mengalir kata demi kata dari bibir keringmu. Perlahan mulai kau tutup
mata seolah tak ingin menghadapi semuanya.. Kau balik badanmu dan
merangkul lingkar pinggangku, seakan memeluk seluruh dunia agar tak
melihat air mata dibalik kelopak indahmu itu.
Apa itu dihatimu, masih ada beban disana? Jangan ragu bagikan
denganku. Aku ada untuk mendengarmu. Aku ada untuk memelukmu. Sepotong
kekesalan dan secuil kepedihan, atau mungkin setangkup kegalauan disana?
Apapun itu bagikan padaku aku ingin mencicipi sedikit demi sedikit
hidupmu, sedikit hidupmu yang hanya beberapa bulan ini agar aku kenyang
dan dengan rela melepas kepergianmu bersamanya..
Masih kau peluk aku, hangat, entah apa yang bisa ku berikan padamu.
Seluruh tubuh, segenap hati, semampunya pikiranku melayanimu mengurangi
berat bebanmu. Aku mencintaimu cinta.
Lalu kau mengangkat kepalamu, puas sudah kau menuangkannya dalam
sebuah lantunan rindu dalam pelukku. Ku bacakan mantra cinta dan kembali
ku kecup keningmu agar tak bersarang masalah itu disana, dan kembali ku
lihat kau bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar