Senin, 03 Februari 2014

Dear Connie (yang ke-1000 mungkin)

Dear Connie,

Mungkin sewajarnya aku panggil kakak atau mbak atau teteh. Oke, aku putuskan untuk memanggil kak Connie biar terdengar (sok) dekat. Kalau diingat-ingat sudah hampir 2 tahun aku follow twittermu. Berawal dari pertemuan saat gathering tahun kedua yang merupakan tahun pertama aku ikut event yang menuntut sebuah komitmen ini yang ternyata nggak cuma berteman atau pacaran bahkan menikah saja yang menuntut sebuah komitmen, menulis pun membutuhkannya.

Oke, sedikit flashback pertama kali ngeliat kak Connie ini agak nyentrik dengan tawanya yang riang dan lepas. Dengan baju hitam dan dalaman tank top, rambut terurai dan sebatang rokok. Pasti kakak nggak sadar kan kalau aku memperhatikan kakak sejak awal pertama bertemu (hahaha tenang aku bukan mata-mata atau stranger kok). Dan bukan kebetulannya lagi di tahun pertama waktu membaca surat di depan panggung aku membacakan print-an surat kakak.. waktu itu setelah suratku dibacain sama Denny giliran aku yang membacakan surat siapa yang aku pegang.

Menjadi followermu nggak pernah merasa terganggu, apalagi saat baca statement-statementmu tentang banyak hal. Banyak yang membuatku angguk-angguk geleng-geleng saat membacanya. Dan banyak kali aku juga ikut berfikir "Iya juga ya.. Iya juga sih..". Tentang bagaimana kau menceritakan papamu. Bagaimana ramalan-ramalan yang kadang membuatku tertawa saat membacanya di Bus TJ. Yah, tak ada ruginya sekedar menghibur diri. Aku juga suka memperhatikan avatar twittermu yang berganti-ganti dari yang nggak jelas sampai yang seimut sekarang. Aku cuma nggak habis pikir "Ooh.. kak Connie ini bisa bikin imut-imut juga?" hahaha...

Mungkin ini bukan surat pertama yang akan sampai ke twittermu nanti, tapi pastikan surat ini yang akan menempel di pikiran kakak. Aku suka caramu berterus terang tentang berbagai hal kak. Jujur dan lugas. Kadang pikiran-pikiran dan kalimat seperti itulah yang bisa membuat aku dan mungkin banyak lagi follower mu yang akan semakin terbuka pikirannya, tentunya ikut berfikir ya.

Nggak nyesel deh! Itu intinya. Terus berkarya ya kak. Dan selalu aku tunggu "Korannya Connie". :)
xox


twitter: @Dear_Connie

Tidak ada komentar:

Posting Komentar