Jumat, 27 April 2012

Silahkan tertawa

Disuatu sore yang menghamparkan hangatnya matahari
aku malah duduk terdiam melamunkan dan mengharapkan panas yang berkobar
bukan panas matahari lagi yang ku inginkan
namun panasnya hati ini akibat ulah segelintir manusia.

Cukup! Diam! kataku
Aku sudah muak akan setiap hal yang kalian tertawakan
Apa-apaan kalian!
Kalian pikir aku tidak mampu?
Simpan tawa kalian untuk masa depan, jika tak ingin ku habisi malam ini.
Bukan.. aku takut, bukan ku habisi. Tetapi habis karena puasnya kalian menertawakanku.
Cukup hampir seumur hidupku menjadi bahan tertawaan
Kalian pikir aku apa?

Setan!

Aku tidak ingin menjadi bahan tertawaan lagi.
Setan pun akan ku larang menertawakanku.
Kalian pikir, kalian siapa setan?
Aku akan memegang pedangku dan menghabisi kalian yang berani menertawakanku.
Tentunya bukan yang sebenarnya, pedang bermata dua 
dan sikap yang tenang itu akan lebih membunuh karakter kalian.
Kalian pikir kalian sempurna?
Kalian pikir aku tak punya kesabaran?

Setan!

Setan pun punya kesabaran yang cukup.
Terlalu sabar meladeni hidup yang penuh dengan cerca
Bungkam!
Pelan-pelan kulumat kalian, habis dalam kata-kata.
Ini bukan pembalasan dendam, ini kebangkitan.
Ini bukan kelainan, ini ungkapan.

Remeh!

Teruslah seperti itu, dan kita lihat siapa yang sepantasnya tertawa akan hidupnya.
Hidup ini jahat, kawan.
Tertawalah, hanya jangan sampai hidupmu menjadi bahan buasnya nafsu 
Ya, nafsu untuk melumat habis tanpa sisa harga diri seseorang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar