Sabtu, 07 April 2012

Terimakasih untuk pengorbananmu, adikku

Seharian saat usia ku bertahmbah satu. Adikku hanya menghubungi aku dan marah-marah mengingatkan aku untuk menelpon papa .. lagi-lagi masalah uang, dan aku sangat malas dengan hal itu.. Berhubung hape papa hilang, aku harus menghubunginya ke kantor.
Lalu, tengah hari pesan itu masuk lagi “kakak, kamu sudah hubungi papa?” .. aargghh!!  aku tidak membalasnya..
Malam harinya saat ulangtahunku dirayakan. “Kak, kamu dimana?” lalu aku terdiam. seharian ini tak diucapkannya selamat kepadaku. padahal keluarga kami tak biasa seperti itu, satu sama lain akan mengingatkan bahwa anaknya atau kakak adiknya atau mamanya berulang tahun.
Ulang tahunku dirayakan. Lalu kami berangkat ke tempat saudariku yang sama ulang tahunnya denganku. Dia terus menghubungiku. Aku bilang saja kami berjalan menuju tempat saudariku itu. haah.. masa iya untuk temanku dia datang dan untukku dia tak mengucapkannya, aku pikir bisa saja, karena dia kalau ada masalah bisa melupakan segalanya.
Tiba di rumah teman, lama setelah merayakan dan berdoa bersama adikku datang. bersama dia, masa lalu yang hampir menjadi masa depan. Seusai perayaan dia memberikan aku salam, ” kakak, selamat ulang tahun..” dan ia mengeluarkan sesuatu dari balik bajunya. “maaf, aku cuma bisa kasi hadiah ini..” sebuah tas yang cantik, bukan karena gaya tapi karena fungsinya. “sebenarnya, ada yang model lain yang pasti kamu suka, tapi aku takut handphonemu hilang lagi. Jadi aku beli yang model ini..” 
Terharu
Yang aku tau, tas merek ini tidak murah juga. Uang darimana dia?
Usut punya usut.. dia menjual PSPnya, yang menurutku, itu adalah mainan termahal yang pernah dia punya. Memang sejak kapan hari ia ingin menjualnya, tak ku sangka.. walaupun harganya jatuh dari yang ia inginkan.. tak apa katanya, demi kebahagiaanku.
Tuhan, bagaimana adikku ini bisa bertumbuh seperti ini, dia bilag padaku “ini pertama kalinya aku kasih hadiah.. stres aku milihnya.. *tertawa*” 
ini memang bukan kebiasaan dia, berbeda denganku. 
Thank God for him, my lil’ brother, Frans. I love you. Terimakasih untuk pengorbananmu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar