Jumat, 22 Februari 2013

Sepasang wajah

Ku rindu, lebih baik katakan apa adanya bila memang rindu...

Glenn Fredly bersenandung, lembut lagu ini dimainkan mengiring ingatanku akan rindu yang terhalang tingginya tembok. Tembok apa? Aku tidak bisa menjelaskannya.
Pelan tapi pasti teringat pada sosok putih bertangan kekar dengan jari-jari yang indah.
Walau buncit perutnya kini, tangannya tetap kekar dengan gunungan otot yang sering sekali ku pukuli ketika bersamanya.


Perlahan kuhendus kembali aroma rokok kretek miliknya, dan sepintas masih terasa manis bibirnya.
Hmmh.. kapan bisa hilang kenangan-kenangan seperti ini?
Aku benci ketika malam datang, ia mengantar rindu dengan cepat dan tepat.

Ku hisap sebatang lagi.
Berharap bisa merasakan raganya di sampingku.

Aku lebih mencintai senja, jujur.
Ingin ku bekukan jingga, samar mega-mega terlukis di langit itu sebelum berubah kelam ia.
Lalu malam datang, dan ia merenggut senjaku.


"Hmmmh.."
Ku hisap batang rokok terakhir dimulutku dan ku hembuskan beserta seluruh nelangsa. Ini hanya karena sebuah display picture yang belum beranjak dari semenjak tadi sore. Seharusnya tak kulihat wajah itu. Sepasang wajah yang seharusnya, kupikir seharusnya, wajahku yang berada di sebelahnya. Bukan, sayangnya bukan aku. Aku rindu dirinya.

Tak seharusnya sebuah pesan berupa pelukan sampai padaku untuk menenangkanku. Karena aku sebenarnya tidak tau ada sepasang wajah itu di recent updateku. Dan akhirnya, ketika aku melihatnya, hanya satu yang ku lakukan, aku terdiam.
Kulihat, kulihat lebih lama, kulihat detil ciptaan Tuhan itu. Tapi melihatnya membuat waktu dan tubuhku berhenti. Tak hanya berhenti penasaran, berhenti juga pernafaasan, pergerakan, dan detakan jantungku sesaat. 
"Lalu, aku harus bagaimana sekarang?", bertanya ku dalam kesendirian ini. Air mata mulai menggenangi kantung mata. Sesak. Dan hanya aku yang tau mengapa dada ini tiba-tiba terkungkung dan tertekan, karena melihat sepasang wajah dalam genggamanku. Bukan karena lagu rindu milik Glenn Fredly atau sebatang rokok kretek yang tak pernah ku sentuh namun akhirnya membuatku tak jera menghisapnya untuk menghilangkan kerinduanku akan sosoknya. Ini karena sepasang wajah yang tak ingin ku lihat. 
Ku rindu.. karena waktu takkan mampu berpihak pada perasaan yang meragu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar