Rabu, 18 Januari 2012

Berhembuslah kembali angin,Hari ke-5

   Untuk kamu, yang bunyinya sama dengan angin..
Aku rindu. Balutan kehangatan setiap waktu yang telah terlewati  bersamamu.
Kau yang tubuhnya tak berbau, tak beraroma selain rokok ketika kau diam-diam menghisapnya.
Aku teringat akanmu.
Ketika itu aku sedang berada dalam sebuah konser, malam hari begitu dingin mengingat cuaca saat ini sama dengan hatiku di kota kembang.
Tepat di depanku ada sepasang suami istri, kamu tau, mereka begitu romantis. Aku tersenyum dan malu-malu ketika melihat mereka sembari terlintas dalam benakku, itu kita berdua, nanti, suatu saat. Aku tersipu ketika mereka berdua berdebat karena mereka sama-sama mulai rabun.

   Si suami mulai kesulitan melihat angka yang ada di tiket mereka saat sedang pengocokan dorprise, sesudah ia asik membolak-balikkan tiketnya ia tetap tidak tahu angka berapa itu, aku yang tepat duduk dibelakangnya saja masih melihatnya jelas. saya benar-benar tau itu angka 103. Lalu, dengan mesra ia memanggil istrinya "mama *dengan logat menado atau ambon* ini angka berapa?" . Istrinya menjawab segera setelah ia pun memaju-mundurkan tiket itu, karena ia juga rabun, saat itu suasana remang-remang di dalam sebuah gereja tua tempat konser itu terjadi. "Itu 103, papi". Dan mereka tertawa bersama, seperti saling menggoda satu sama lain, mata mereka berbinar ketika saling memandang kerutan yang mulai menggeogoti wajah indah mereka.

   Bahagia mereka sampai ke dalam relung hatiku, ooh..
Angin, dimanakah dirimu? aku menangis mengingatmu. Aku tersenyum mengingatmu. Membayangkan jika suatu saat kedua orang itu adalah kita di dalam gereja dimana setiap canda tawa menjadi makanan kita sehari-hari dalam membangun kehidupan sampai kita berpisah nanti. Itulah indahnya berhubungan di dalam Dia, pencipta kita yang menghargai kita sangat tinggi sebagai ciptaanNya, apalah kita yang hanya terbuat dari debu ini dan mendapatkan hembusan nafas dariNya yang mencintai kita.

Tetaplah berhenbus, anginku, tetaplah menghembuskan angin segar dan memberikan nafas kehidupan bagi cinta, dalam hatiku.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar