Minggu, 26 Februari 2012

Sedikit hadiah untuk Pohon terindah di dunia


Sedikit hadiah untuk Pohon terindah di dunia
Sedikit hadiah untuk Pohon terindah di dunia *karena dia bisa berkata-kata
itu akan lebih baik dalam penjelasannya. Selamat ulang tahun Nico.
ada sedikit hadiah yang bisa aku berikan, namun bukan sebuah permata atau hujan agar Nico bisa menari di dalamnya. 
“… karena bagi pohon masih ada harapan apabila ditebang, ia bertunas kembali, dan tunasnya tidak berhenti tumbuh. Apabila akhirnya menjadi tua di dalam tanah, dan tunggulnya mati di dalam debu, maka bersemilah ia, setelah diciumnya air, dan dikeluarkannyalah ranting seperti semai. “
Untuk Nico, temanku, pohon baruku.. hiduplah seperti pohon yang sampai mati dapat menjadi sesuatu untuk dinikmati, bukan untuk diri sendiri, namun untuk orang lain, biarpun ditebas ia tak membalas, ia memberikan kehidupan baru dengan menumbuhkan tunas bagi kehidupan. Ketika tunggulnya mati, ia tidak mati secara utuh, bersatu dengan debu dan terus bersemi, hidup kembali dalam wujud dan sikap yang terus diperbarui. Ketika akhirnya kematian itu datang, semai yang ditabur takkan memudar dalam ingatan. Karena itu, hiduplah seperti pohon.
“…tetapi bila manusia mati, maka tak berdayalah ia, bila orang binasa, di manakah ia? Seperti air menguap dari dalam tasik, dan sungai surut dan menjadi kering, demikian juga manusia berbaring dan tindak bangkit lagi, sampai langit hilang lenyap, mereka tidak terjaga, dan tidak bangun dari tidurnya. Jika manusia mati, dapatkah ia hidup lagi..”
Life is short. Happy belated day Nico! :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar